Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Kajian Sore Ramadhan 1444 H dengan tema “Merawat Hati dengan Surat Cinta Allah” di Auditorium G-100, Kamis (6/4). Kajian sore ini dihadiri oleh dosen, tenaga kependidikan, dosen purnatugas, tenaga kebersihan, tenaga keamanan, perwakilan mahasiswa tiap Program Studi, perwakilan mahasiswa dari Badan Kegiatan Mahasiswa (BKM), juga Santri Pesantren de Muttaqin.
Dipandu oleh Prof. Dra. Kwartarini Wahyu Yuniarti, M.Med.Sc., Ph.D., Psikolog, sebagai moderator membuka kegiatan yang diawali pembacaan kalam ilahi oleh Ahmad dan Kamil dari Pesantren de Muttaqin. Berikutnya dilanjutkan dengan sambutan Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Fakultas Psikologi UGM, Dr. Sumaryono, M.Si., Psikolog. Melalui sambutannya, Sumaryono berterimakasih kepada hadirin, segenap panitia dan juga narasumber Kajian Sore Ramadhan 1444 H.
“Temanya itu menarik, karena kami atau saya pribadi sering hatinya terbolak-balik sehingga perlu merawat hati dengan konsep ilahiyah tentunya dalam hal ini surat cinta Allah… matur nuwun atas rawuh-nya, semoga bisa kita belajar banyak tentang proses-proses seperti ini,” ungkap Sumaryono.
Memasuki acara inti yaitu Kajian Sore dan Doa oleh Ir. Buya Ike Muttaqin bersama Ahmad, beserta Kamil & Uwais. Buya Ike Muttaqin mengajak seluruh hadirin untuk merenungkan bahwa Al-Qur’an sebagai firman Allah yang Allah jamin dapat dipelajari dan dihafal.
“Al-Qur’an itu sebagai firman Allah, sebagai kitab suci. Allah Azza wa Jalla telah menjamin Al-Qur’an itu pasti bisa dipelajari dan dihafal, itu jaminan Allah,” terang Buya Ike Muttaqin.
Buya lalu memperkenalkan Ahmad, Kamil & Uwais secara bergantian, mereka merupakan penghafal Al-Qur’an atau Hafiz. “Bagaimana mukjizatnya Allah, jadi saya katakan ini adalah mukjizatnya Allah, keajaiban dari Allah. Bukan anak ini yang ajaib karena kalau anak ajaib cuma dia yang bisa, tapi kalau yang ajaib adalah Al-Qur’an semua orang bisa yang penting dia mau,” ungkap Buya.
Buya mengajak Sumaryono dan Kwartarini Wahyu Yuniarti menunjuk ayat di Al-Qur’an untuk diteruskan oleh Ahmad, Kamil & Uwais. Lantunan ayat suci ini tak hanya murojaah saja, namun hebatnya disampaikan pula arti dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Takjub dan khidmat hadirin menyimak setiap lantunan yang telah dihafalkan Ahmad, Kamil & Uwais pada kajian sore ini.
Melalui pengalaman yang dibagikan oleh Buya dalam mendidik santri Pesantren de Muttaqin menjadi penghafal Al-Qur’an, Buya kembali mengingatkan untuk yakin bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah yang bisa dipelajari, khususnya sebagai kaum muslim.
“Dibuktikan dengan kesungguhan dulu, kita bersungguh-sungguh untuk menghafal Al-Qur’an ini. Kalau kita bekerja duniawi saja kita bisa bersungguh-sungguh kita bisa fokus, itu urusan duniawi apalagi ini urusan bekal abadi selamanya. Di dunia kita dapat barokahnya, pada saat ajal, Al-Qur’an ini akan menemani kita,” ungkap Buya mengingatkan hadirin.
Penulis: Erna