Integritas Akademik Dosen Indonesia: Fakta, Pengukuran, dan Upaya Optimalisasi

Promovendus Club Program Doktor Ilmu Psikologi UGM kembali menyelenggarakan acara Kolokium yang rutin tiap dua pekan sekali pada Jumat (4/6). Kegiatan kolokium kali ini mengangkat topik “Integritas Akademik Dosen Indonesia: Fakta, Pengukuran, dan Upaya Optimalisasi” yang disampaikan oleh Dr. Prasetyo Budi Widodo, S.Psi., M.Si. Prasetyo merupakan alumni Program Doktor Ilmu Psikologi UGM yang merupakan dosen di Universitas Diponegoro.

Integritas adalah salah satu permasalahan yang dialami pejabat di Indonesia. Secara umum integritas dapat dipahami melalui dua pengertian. Pertama kesetiaan untuk memahami dan melakukan nilai-nilai baik sesuai prinsip moral yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai sosial kemasyarakatan. Kedua, integritas adalah karakter individu yang utuh untuk melaksanakan prinsip-prinsip moral.

Berangkat dari permasalahan integritas yang juga pada akhirnya membuat Prasetyo memutuskan untuk mengadakan penelitian tentang topik tersebut. Melibatkan 823 subjek yang merupakan dosen di Indonesia, Prasetyo melakukan penelitian tentang integritas akademik. “Pada tahun 2015, 2016 itu mencari artikel tentang integritas akademik itu sangat susah. Nah, yang mengherankan itu sekitar tahun 2017 akhir tiba-tiba artikel tentang integritas akademik itu luar biasa banyak. Saya sampai bingung kenapa kok tiba-tiba jadi banyak”, ujar Prasetyo.

Dahulu integritas banyak diteliti pada bidang industri dan organisasi, terutama penelitian integritas yang melibatkan karyawan sebagai subjek. Selain itu, penyusunan alat ukur integritas pada bidang industry dan organisasi awalnya ditujukan untuk menggantikan tes deteksi kebohongan. Selain di bidang industri dan organisasi, penelitian integrasi juga dilakukan pada bidang pendidikan, yaitu penelitian integritas akademik. Penelitian integritas akademik yang dilakukan berkaitan dengan angka-angka kejadian praktik kecurangan, khususnya menyontek yang dilakukan oleh siswa/mahasiswa.

Ada 4 kata kunci yang dapat digunakan untuk mencari literatur tentang integritas akademik yang terdiri dari academic integrity, educational integrity, academic honesty, dan academic dishonesty. Kata honesty digunakan karena muatan utamanya adalah kejujuran, meskipun pada perjalanannya, integritas akan mendapatkan tambahan-tambahan nilai-nilai lain. Oleh karena itu, integritas akademik juga dapat dimaknai sebagai sebuah komitmen individu untuk mewujudkan nilai-nilai kejujuran, kepercayaan, keadilan, penghormatan, dan tanggung jawab. Makna tersebut dipelopori International Center for Academic Integrity (ICAI) yang merupakan asosiasi perguruan tinggi di Amerika yang fokus pada integritas akademik.

Awalnya ICAI mendefinisikan integritas akademik dengan lima nilai, namun pada tahun 2013 ICAI menambahkan satu nilai yaitu, keberanian. Nilai keberanian menurut ICAI adalah nilai yang dapat melaksanakan kelima nilai lainnya. Tanpa keberanian, individu tidak bisa mewujudkan nilai-nilai lain yang terkandung pada makna integritas akademik.

Selanjutnya, dalam materi kolokium kali ini, Prasetyo juga menyampaikan bahwa integritas akademik adalah ciri dari manusia pembelajar. Selain sebagai hal penting bagi terlaksana atau tidaknya misi perguruan tinggi, serta berkaitan dengan reputasi sebuah perguruan tinggi. Menurut Prasetyo, penegakan integrasi akademik dapat dilakukan melalui deteksi dengan menjadikan pengukuran sebagai bentuk upaya apakah ada potensi kurangnya integritas akademik pada dosen. Oleh karena itu, diperlukan alat ukur yang reliabilitas dan validitasnya tinggi. Selain itu, penegakan integritas akademik dapat dilakukan melalui penerapan aturan dan sosialisasi yang bisa disampaikan melalui perkuliahan atau pun pemasangan spanduk.

Tags: daring doktor kdm