Senin (12/9) Program Studi Doktor Ilmu Psikologi UGM bekerjasama dengan Center for Public Mental Health (CPMH) menyelenggarakan acara Mastering Scoping Review dan Systematic Literature Review. Acara pelatihan intensif ini dikemas dalam dua belas sesi selama dua puluh empat jam dan akan berlangsung selama sepuluh hari. Acara yang diperuntukkan bagi mahasiswa S2, S3, dosen, peneliti, dan profesional di instansi negeri ataupun swasta ini dihadiri oleh 82 peserta dari seluruh Indonesia.
Pemateri dalam acara pembukaan pelatihan intensif adalah Dr. Diana Setiyawati, M.HSc., Psy., Psikolog. Dalam presentasinya Diana membawakan materi tentang bagaimana langkah demi langkah dalam menyusun penelitian dengan metode systematic literature review dan scoping review, dua metode yang mempunyai kemiripan tetapi sama sekali berbeda.
Salah satu hal yang penting dan krusial dalam menyusun penelitian dengan metode systematic literature review dan scoping review adalah menetukan artikel jurnal mana yang akan dipilih sebagai bahan penelitian. Diana menjelaskan bahwa systematic literature review mempunyai kriteria jurnal yang lebih ketat dibandingkan dengan traditional review yang tidak mempunyai kriteria jurnal yang jelas. Oleh sebab itu dalam penyusunan systematic literature review perlu mengenali level of evidence jurnal yang dipilih.
Dalam level of evidence peneliti bisa mengetahui apakah jurnal itu mempunyai tingkat kepercayaan bukti penelitian yang tinggi atau rendah. Levels of evidence terendah adalah expert opinion. Disusul di atasnya adalah berturut-turut yaitu observational studies without controls, controlled observational, quasi experiment, hingga level yang tertinggi adalah randomized controlled trial.
“Kenapa random itu penting, dalam hal ini menghasikan evidence yang tinggi? Karena yang Namanya random itu kan aksioma matematika itu mencakup teori probability jadi variasi sampel itu akan tercakup di dalam random itu,” terang Diana.
Dalam presentasinya Diana mendefinisikan systematic literature review adalah review sistematik terhadap semua penelitian-penelitian bermutu yang relevan. Review ini diarahkan dengan pertanyaan penelitian dalam mengidentifikasi, menilai, menyeleksi dan mensintesis.
Selanjutnya Diana menjelaskan manfaat dari systematic review yaitu untuk support evidence based practice, research, inform clinical policy, publication, dan personal professional development. Hal itu menunjukkan bahwa selain untuk publikasi, systematic literature review juga bisa digunakan untuk bahan bacaan diri sendiri.
Pada presentasi ini juga dijelaskan tentang proses dari penyusunan systematic literature review. Diana menerangkan langkah demi langkahnya mulai dari fase awal yaitu memformulasikan pertanyaan penelitian hingga ke fase mensintesiskan dan akhirnya menformulasikan penelitian.
Setelah diajak untuk memahami systematic literature review, selanjutnya peserta acara juga mendapatkan penjelasan tentang scoping review. Hal ini sangat menarik karena scoping review merupakan hal yang masih sangat baru dalam metodologi penelitian. Diana menjelaskan bahwa tujuan dari scoping review adalah untuk mengidentifikasi gap penelitian, mengatur agenda penelitian dan mengidentifikasi implikasi-implikasi dari pengambilan keputusan.
Walaupun banyak sekali kemiripan dengan systematic literature review, scoping review merupakan metode yang berbeda. Scoping review dilakukan pada kondisi yang masih belum terlalu jelas arah dominan dari hasil-hasil penelitian yang diambil atau datanya masih heterogen. Walaupun begitu, metode penelitian yang dilakukan dalam scoping review harus tetap dilakukan secara sistematis dan transparan.
“Meskipun berbeda tujuannya dengan systematic literature review, tetap saja yang Namanya scoping review itu harus juga harus dibuat protokol, transparan metodenya, dan harus tetap bisa dipercaya,” terang Diana.