Jumat (12/4) Promovendus Club Program Studi Doktor Ilmu Psikologi mengadakan acara dengan tema “Emosi Moral Remaja”. Acara ini merupakan bagian dari acara Kolokium Dua Mingguan (KDM) yang diselenggarakan dua minggu sekali dengan mendatangkan pemateri dengan keahlian dan pemfokusan ilmu yang beraneka ragam.
Acara ini dimulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 10.30 WIB. Peserta yang dating pada acara ini mencapai 116 orang yang datang dari berbagai daerah.
Pemateri dalam acara KDM kali ini adalah Dr. M.M. Shinta Pratiwi, M.A., Psikolog yang membawakan materi mengenai dinamika emosi moral pada remaja. Dengan menggunakan penelitian-penelitian terkini tentang moral, dosen psikologi Universitas Semarang ini menjelaskan tentang teori perkembangan moral remaja dalam psikologi tidak hanya berhenti pada Kohlberg atau Piaget.
Dalam pemaparannya Shinta memaparkan poin-poin penting yang berkaitan dengan emosi moral seperti hubungan antara emosi dan moralitas, definisi emosi moral, perbedaan emosi moral dan emosi non moral, bentuk-bentuk emosi moral, dan faktor-faktor yang dapat memprediksi emosi moral.
Lanskap perkembangan moral dalam perspektif psikologi cakupannya sangat luas. Namun yang selama ini sering digunakan untuk memahami dan mengidentifikas lanskap tersebut hanya terbatas pada teorinya Piaget dan Kohlberg.
“Pada saat saya jadi dosen awal-awal itu pada saat saya memahami perkembangan moral, itu kok hanya perkembangan moralnya Kohlberg saja? Tapi ternyata saya kurang belajar. Jadi saat itu saya membaca lagi dari artikel jurnal dari buku-buku, dan saya mengambil dari buku Santrock yang terbaru tahun 2018, (ternyata) domain perkembangan moral itu luas” ungkap Shinta.
Lebih lanjut Shinta menjelaskan domain-domain dalam perkembangan moral antara lain kognitif moral, afektif moral, perilaku moral, dan domain yang terbaru yaitu kepribadian moral yang di dalamnya ada identitas moral, karakter moral, dan teladan moral. Domain-domain ini sama pentingnya dalam perkembangan moral manusia. Semuanya mempunyai keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya.
“Saat kita menghadapi suatu peristiwa moral atau suatu dilemma moral maka domain-domain ini akan bekerja. Jadi sama pentingnya” imbuh Shinta.
Berangkat dari argument itu, Shinta menekankan bahwa ada suatu permasalahan dalam pembahasan tentang perkembangan moral. Selama ini kajian-kajian tentang perkembangan moral hanya terfokus pada kognitif moral saja. Beberapa domain moral lebih sedikit dibahas, dan yang paling jarang dibahas adalah afeksi moral dan kepribadian moral.
“Jadi bapak ibu bisa mencari dengan kata kunci emosi moral dari penelitian di luar (negeri) itu sudah banyak. Tetapi untuk mencari model emosi moral itu masih sulit sekali” ujar Shinta.
Realitas itulah yang membuat Shinta tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang emosi moral. Hal itu sangatlah penting untuk melengkapi kajian-kajian tentang emosi moral yang sudah mulai bermunculan di Indonesia.
Dalam menentukan sikap moral dalam kehidupan sehari-hari tidak cukup hanya menggunakan kognitif saja. Shinta menekankan bahwa emosi juga sangat mempunyai peran dan fungsi dalam memilih perilaku moral yang tepat.
“Emosi dapat memotivasi perilaku moral dan mengantisipasi perilaku amoral” tegas Shinta.
Pada sesi akhir pemaparan materinya, Shinta menjelaskan tentan hasil penelitiannya tentang emosi moral remaja. Ia menerangkan faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi prediktor emosi moral remaja dan juga menjelaskan bagan mekanisme terbentuknya emosi moral remaja yang sangat dipengaruhi oleh sosialisasi emosi orang tua dan kualitas pertemanan.
Setelah sesi penjelasan pemateri juga menyediakan sesi tanya jawab. Hal itu tidak disia-siakan oleh peserta yang ingin tahu lebih dalam perihal emosi moral khususnya pada remaja.
Acara berlangsung sangat lancar. Panitia penyelenggara cukup senang dan berharap akan bisa menghadirkan acara KDM secara rutin dengan tema-tema yang lebih beragam dan menarik di waktu depan.