Educational Psychology Practice in Australia Including Times of COVID-19

Fakultas Psikologi UGM pada Jumat (11/6) menyelenggarakan kuliah tamu dengan topik “Educational Psychology Practice in Australia including times of COVID-19”. Acara ini dibersamai oleh narasumber yang merupakan seorang educational ethics di private school dan dosen sekaligus supervisor di Cronichal Clinic Monarch University, Dr. Pascale Paradis BA. MEd, DEdPsy, MAPS, MBPsS, FCEDP.

Dimulai pada pukul 14.00, acara ini terlebih dahulu dibuka oleh Elga Andriana, S.Psi., M.Ed., Ph.D yang memberi sambutan dan ucapan selamat datang kepada peserta. Elga juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya acara. Kemudian acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh narasumber.

Penyampaian materi diawali dengan Pascale yang menyampaikan bahwa ada tiga tema luar biasa yang akan disampaikan berkaitan dengan praktik psikologi pendidikan pada lingkungan sekolah di Australia. Pertama, tema yang berkaitan dengan bentuk praktik pada sekolah di Australia. Ada beberapa bentuk praktik, diantaranya praktik yan dibuat berdasarkan hasil kerjasama sekolah dengan pemerintah, bekerja dengan sekolah-sekolah private, dan lainnya. Kemudian, dari bentuk-bentuk praktik tersebut dibagi lagi berdasarkan kebutuhan dan pendanaan, wilayah sosial-ekonomi, dan wilayah strategis.

Selanjutnya, peran praktik psikologi pendidikan dibagi menjadi tiga tingkat. Tingkat pertama untuk menangani semua orang. Tingkat kedua untuk anak-anak yang berisiko rendah. Terakhir, tingkat ketiga untuk menangani anak-anak yang berisiko tinggi dengan meminimalisir dampak.

Lebih detail lagi, Pascale memberikan beberapa poin terkait hal-hal apa saja yang dilakukan oleh psikolog dalam ranah sekolah di Australia. Pascale menyebutkan bahwa psikolog harus memahami sistem pendanaan karena berkaitan dengan pemberian treatment. Beberapa kasus pernah terjadi, ketika didapati sekolah yang memiliki dana berlebih, maka sekolah tersebut dapat menjadi penggerak lingkungan sekitarnya. Dana yang lebih dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan melalui proyek komunitas, sehingga orang tua yang membutuhkan dana untuk treatment tetap dapat memperoleh dana dari sekolah lain. Meskipun, tetap ada syarat dan ketentuan yang berlaku.

Kemudian, psikolog bertugas untuk mencatat kebutuhan, mendukung rencana pengembangan perilaku, melakukan pengukuran, memberikan rekomendasi. Bahkan juga melakukan komunikasi dengan pihak-pihak non-psikolog atau umum yang membutuhkan informasi terkait proses treatment.