Setelah Rahmadhani Nur Isnaini (Psi ’08) dan Fauziah Nur Wahdhani (Psi ’08) yang berangkat ke universitas tersebut pada Februari tahun lalu, kini Niken Rarasati (Psi ’09) dan Rizqi Nuraini Ayuninnisa (Psi ’09) mempunyai kesempatan untuk mendalami Psikologi di School of Education and Behavioral Science di universitas yang sama setelah melewati seleksi presentasi dan wawancara.
Satu minggu sudah dua gadis yang akrab disapa dengan Rasti dan Nisa ini menginjakkan kaki di negara bersalju ini. Dalam waktu yang singkat tersebut dua mahasiswa yang aktif terlibat dalam Center for Indigenous and Cultural Psychology ini telah mampu mengangkat issu-issu menarik seputar lingkungan dan sosial dengan melihat kondisi di negara tersebut. Misalnya Rasti yang mengapresiasi usaha PLO (Paperless Office) yang mulai dimasivekan di kampus-kampus sebagai salah satu langkah penyelamatan bumi. “Entah mengapa, hampir segala hal yang saya temui di kampus dan setiap sudut kota selalu mengingatkan saya dengan PLO di kampus. Semangat mengurangi penggunaan kertas di kampus sangat nampak dari sistem yang mereka terapkan bagi para mahasiswanya.” Ujar Rasti dalam salah satu tulisannya. Sementara Nisa tertarik dengan metode pemerintah dalam menjaga kesejahteraan rakyat namun tetap memberi motivasi penuh agar penduduk Swedia mau mengenyam pendidikan tinggi. “Di sini, orang-orang yang tidak mampu tidak perlu khawatir untuk hidup, untuk makan dan mencukupi segala kebutuhannya. semua orang bisa meminjam uang negara dan bisa mengembalikannya kapan pun, khususnya saat mereka sudah tua. apabila mereka belum melunasi hutang-hutang itu dan ternyata ajal sudah menjamput, negara tidak akan meminta bayaran akan hutang-hutang itu pada keluarganya. jadi bisa dibayangkan tidak ada orang miskin di sini.” Begitu terangnya.
Begitu banyak ilmu dan pengetahuan yang ada di bumi ini. Semoga Rasti, Nisa serta semua calon penerus bangsa mampu menghimpun ilmu yang berserak tersebut untuk diformulasikan menjadi suatu pengabdian dan kebermanfaatan bagi masyarakat Indonesia lebih maju.