Program pertukaran ini merupakan kerjasama bilateral antara fakultas psikologi UGM dengan faculty of behavioral and educational science Universitas Boras, Swedia. Para exchange students otomatis mendapatkan beasiswa Linnaeus-Palme dari pemerintah Swedia, yang mencakup biaya tiket pesawat PP, akomodasi, dan biaya hidup. Di Boras, mereka akan mempelajari bahasa Swedia dan mengikuti beberapa mata kuliah psikologi yang tersedia.
Kedua mahasiswa tersebut sangat antusias mengenai keterlibatan mereka dalam program tersebut. “Ini kesempatan bagus bagi kami untuk lebih mendalami psikologi lintas budaya dan indigenous psychology, dengan langsung mempraktekan teori-teori yang selama ini telah dipelajari,” ujar Tanti yang diiyakan oleh Monica.
Meskipun waktu yang tersedia untuk mempersiapkan keberangkatan dirasa mepet, keduanya tetap bersemangat untuk melakukannya, disamping tetap melakukan kewajiban utama mereka –kuliah, praktikum, dan ujian-. “Memang kami sempat agak kerepotan, karena hanya dalam sebulan harus mempersiapkan banyak hal seperti membuat residence permit ke Kedubes Swedia di Jakarta, mengurus tiket, akomodasi, dan berbagai urusan administrasi lainnya. Tapi sekarang semua urusan sudah siap, tinggal berangkat dan berdoa, dan kuliah juga tidak terganggu,” jelas Monica.
Konsekuensi dari mengikuti program ini adalah peserta pertukaran harus ketinggalan satu semester dibanding dengan teman-teman seangkatannya. Namun keduanya mengaku siap dan rela, karena sebagai gantinya akan mendapatkan banyak pengalaman berharga. Mereka pun berharap bisa berbagi ilmu dan pengalaman setelah kembali dari Swedia nanti.