Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Dunia, CPMH telah melaksanakan serangkaian acara sejak pertengahan September lalu dan akan ditutup dengan International Workoshop mengenai CBT (Cognitive Behavioural Therapy) for Psychosis pada tanggal 16-17 November 2018. Hari Rabu, 14 November 2018, CPMH telah sukses melaksanakan salah satu rangkaian acaranya yaitu Launching Buku ‘Merawat Bangsa: Sejarah Pergerakan Para Dokter Indonesia’ dan Seminar Nasional dengan tema ‘Overcoming Colonial Mentality’. Acara dimulai pada pukul 08.30 di Auditorium Fakultas Psikologi serta dibuka dengan penampilan dari Tim Karawitan Fakultas Psikologi. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, MMedSc., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerjasama.
Acara launching buku dan seminar nasional ini dibagi menjadi dua panel yang dimoderatori oleh Diana Setiyawati, M.HSc.Psy., Ph.D. Pada panel pertama diisi dengan launching buku dan penjelasan singkat mengenai isi buku ‘Merawat Bangsa: Sejarah Pergerakan Para Dokter Indonesia’ oleh Prof. Hans Pols yang merupakan seorang Kepala Sejarah dan Filosofi Universitas Sidney dan juga penulis buku tersebut. Pelaksanaan launching buku dan seminar nasional ini dijadikan satu karena memiliki tema yang sama yaitu ‘colonial mentality’. Colonial mentality sering dijumpai dalam bentuk anggapan bahwa budaya barat itu keren, orang bule hebat, dan persepsi-persepsi lainnya yang membuat seseorang merasa kurang percaya diri dengan orang barat.
“Colonial mentality itu sangat berkaitan erat dengan mental health atau kesehatan mental, dimana sedikit banyaknya pola pikir dan persepsi dipengaruhi oleh hal-hal tersebut yaitu colonial mentality. Hadirnya acara ini juga untuk memberikan ilmu pengetahuan akan hal tersebut dan shock therapy. Bagaimanapun, bagian besar dari kita tidak menyadari adanya colonial mentality dan ketika diberitahu tentang faktanya baru sadar,” ujar Nurul Kusuma, salah satu Psikolog CPMH.
Buku ini dinilai dapat menjadi sumbangan penting bagi kajian sejarah Indonesia modern karena mengkaji tema spesifik yang relatif belum berkembang di Indonesia, yaitu mengenai sejarah kesehatan yang meliputi sejarah pendidikan kedokteran, ilmu kedokteran, pemikiran para dokter, dan gerakan kepemudaan. Selain itu, buku ini juga membuka dan memperkenalkan tema-tema yang penting untuk contoh diskusi lintas disiplin ilmu. Buku ini sebelumnya sudah diterbitkan lebih awal dalam bahasa Inggris oleh Cambridge University Press pada bulan Agustus dan kemudian diterbitkan oleh Kompas dalam bahasa Indonesia. Sebelum Yogyakarta, launching buku juga sudah dilaksanakan di Jakarta dan akan berlanjut ke beberapa kota besar lainnya di Indonesia seperti Surabaya.
Setelah Hans Pols, panel pertama dilanjutkan dengan Dr. Abdul Wahid, M.Hum., M.Phil selaku Sekretaris Departemen Sejarah, Fakultas Imu Budaya UGM yang mengulas isi buku dengan fokus gerakan pemuda dari perspektif sejarah dan Prof. Dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph. D dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM tentang Boedi Oetomo dan gerakan dokter-dokter Indonesia. Pada panel kedua diisi oleh Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, MMedSc., Ph.D. yang mengulas colonial mentality dari perspektif Indonesia dan keilmuan psikologi. Kemudian dilanjut dengan Prof. Dr. Theo Bouman dari Universitas Groningen yang mengulas dari perspektif Belanda. Nurul menjelaskan bahwa tokoh-tokoh yang hadir tidak hanya sekedar membedah buku namun membahasnya sesuai dengan perspektif keilmuan masing-masing. Pada saat acara, peserta dipersilahkan untuk membeli bukunya dan mengikuti pembahasan isi buku sesuai panel yang sedang berlangsung.
Acara yang dapat diikuti secara online melalui aplikasi Webinar ini dihadiri oleh peserta dan tamu undangan dari berbagai macam kalangan yang seperti mahasiswa, dosen, dinas-dinas Yogyakarta, yaitu Dinas Sosial, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Dinas Perpustakaan, dan BPPM. Tidak hanya itu, acara juga dihadiri oleh para aktivis dan tokoh gerakan kesehatan mental seperti pejuang pasung dan bipolar. “Hal ini menjadi salah satu bentuk penghargaan dan penghormatan dari Fakultas Psikologi UGM kepada relasi-relasinya. Secara umum yang paling utama adalah acara ini merupakan rasa terimakasih kepada Pak Hans dan Pak Theo atas kebaikan dan kedermawanannya terhadap CPMH selama ini,” ujar Nurul. Acara ditutup dengan potong kue perayaan ulang tahun Hans Pols.