Center for Lifespan and Development (CLSD) menggelar webinar online bertajuk Digital Parenting: Mendampingi Anak di Era Digital, Jumat (24/11). Moderator acara, Muhammad Ikbal Wahyu Sukron, S.Psi., M.A., menyapa seluruh peserta yang mayoritas berasal dari mahasiswa, orang tua, dan pendidik. Sutarimah Ampuni, S.Psi., M.Si., MPsych., Psikolog memberikan sambutan di awal acara.
“Tujuan dari diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk berkontribusi secara langsung kepada masyarakat luas mengenai digital parenting. Pemateri akan membahas cara mendampingi anak secara optimal sehingga tidak tantrum ketika harus berpisah dengan gadget dan tetap mau belajar. Selain webinar, CLSD juga mengembangkan modul pelatihan yang berjudul Mendampingi Anak di dalam Berkehidupan dengan Gadget dan Internet,” jelas Sutarimah.
Prof. Dr. Tina Afiatin, M.Si., Psikolog, narasumber webinar online menyatakan bahwa fokus utama yang akan dibahas adalah relasi orang tua dan anak, seperti bagaimana peran orang tua yang fungsional dalam pengasuhan sehingga dapat memenuhi tugas- tugas perkembangan anak. Lebih lanjut Tina menjelaskan, “Pengasuhan adalah proses serangkaian aksi dan interaksi yang dilakukan oleh orang tua untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Unsur pengasuhan ada dua, yaitu unsur dukungan (tingkat kepedulian, kedekatan, afeksi) dan unsur kendali, yaitu tingkat fleksibilitas yang digunakan orang tua dalam penegakan aturan dan disiplin anak. Kedua unsur ini harus berjalan seimbang sesuai dengan perkembangan usia anak”.
Era digital membawa peluang dan tantangan baru bagi orang tua, “Peluang disini erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan psikologis, seperti contoh sederhananya adalah membantu penyelesaian tugas- tugas. Namun tidak dapat dipungkiri era digital juga membawa tantangan tersendiri, seperti korban iklan, spam, pelacakan informasi pribasi, perjudian, paparan konten pornografi, cyber bullying”.
Tina memaparkan dampak internet dan media elektronik bagi interaksi keluarga, “Berdasarkan penelitian, internet dan media elektronik turut menjadi salah satu faktor berkurangnya jumlah waktu yang digunakan untuk bersosialisasi dengan keluarga. Dalam tiga tahun terakhir, penurunannya sampai tiga kali lipat. Jika sebelumnya interaksi perbulan rata-rata 26 jam per bulan, tahun 2009 hanya 17,9 jam. Bisa jadi saat ini jauh lebih berkurang seandainya diteliti intens lagi”.
Tugas sederhana orang tua di era digital dapat berupa pembimbingan cara penggunaan digital dan pengenalan konten digital yang dikonsumsi anak. Pembimbingan dan pengenalan perlu disesuaikan dengan perkembangan usia anak. Usia 0 – 3 tahun, anak lebih baik tidak dipaparkan terlebih dahulu dengan media digital. Usia 3 – 7 tahun, orang tua dapat menggunakan media digital sebagai media belajar anak namun jangan memanfaatkannya untuk menenangkan anak saat menangis. Usia 7 – 12 tahun, orang tua dapat mengajak anak berdiskusi tentang apa yang ditemukannya di media digital. Sementara pada usia 12 – 18 tahun, orang tua mulai memberikan edukasi terkait bahaya menyebarkan informasi pribadi di media sosial, di tahapan ini orang tua juga dapat mendukung anak untuk menggunakan media sosial sebagai salah satu sarana mengaktualisasi diri.
Selanjutnya, terdapat lima hal yang perlu dilakukan oleh smart parent. Pertama, Menambah pengetahuan digital yang sedang berkembang saat ini. Kedua, memahami risiko teknologi digital bagi keselamatann anak. Ketiga, memonitor penggunaan teknologi digital, aplikasi dan konten. Keempat, membuat kesepakatan dengan anak mengenai waktu, durasi, dan saat yang tepat untuk penggunaan media digital. Kelima, merancang aktivitas luar ruang yang menarik bagi anak.
Penulis : Relung