Na(bukan nama sebenarnya) adalah seorang penderita kanker berusia 20 tahun yang sekarang kuliah di Fakultas Psikologi UGM. Dia telah mengidap kanker darah (leukimia) sejak 4 tahun yang lalu. Awalnya, dia hanya mengidap anemia biasa, namun ternyata semakin akut dan akhirnya berubah menjadi leukimia. Sejak awal mengetahui tentang leukimia yang diidapnya, Na sengaja tidak memberi tahu orang tua dan keluarganya. Dia merasa terlalu banyak merepotkan keluarganya yang tergolong sederhana karena sudah berulang kali sakit dan menghabiskan banyak biaya.
Namun seberapa kuat seorang remaja belasan tahun mampu memendam deritanya sendiri? Na juga butuh tempat menyalurkan segala luapan perasaannya. Dari perasaan putus asa, sedih, kebutuhan yang kuat akan dukungan orang-orang di sekelilingnya, Na menyalurkannya dalam puisi. Begitu banyak puisi yang diciptakannya, yang setelah diselami ternyata mempunyai nilai semangat yang tinggi. Di balik tiap keputusasaan dan kesedihannya selalu ada ketabahan dan kemauan untuk bertahan dan sembuh, yang seringkali justru tidak ditemukan pada orang-orang yang sehat -penghargaan terhadap hidup-.
Hal ini mencetuskan seseorang yang mengenalnya (Broto Wijayanto, mahasiswa ISI) untuk membawa puisi-puisi tersebut kepada para seniman Jogja seperti: Landung Simatupang, Moortry Purnomo (salah satu pendiri bengkel teater bersama Rendra), Teddy Sutadhy (penyanyi tenor indonesia), Bambang Paningron (seniman dan pengusaha), Untung Basuki dkk, Sri Redjeki (band asal ISI) feat Intan (mahasiswa Fakultas Psikologi UGM angkatan 2002), dan beberapa seniman muda Jogja lainnya. Hasilnya, mereka semua setuju bahwa puisi-puisi tersebut pantas dipublikasikan kepada masyarakat untuk menyebarkan nilai semangat yang dimiliki Na.
Pada penggodokan konsep tercapai kesepakatan bahwa tujuan dari produksi dan Launching CD musikalisasi puisi SERUNAI HATI ini ada 3: memberi penghargaan terhadap Na atas puisi-puisinya, menyebarkan semangat yang dimiliki Na kepada sebanyak mungkin orang dan seluruh hasil penjualan CD akan diberikan kepada anak penderita kanker yang membutuhkan.
Kemudian berlangsunglah proses rekaman yang terdiri dari pembacaan puisi dan lagu-lagu hasil aransemen beberapa musisi dari puisi Na tersebut. Proses rekaman ini berlangsung pada sekitar pertengahan Maret di beberapa studio secara gratis (nyaris semua pihak yang terkait dengan SERUNAI HATI tidak dibayar alias secara suka rela karena mereka ingin membantu kelancaran proses penyebaran semangat ini). Setelah proses mixing yang cukup memakan waktu, akhirnya dapat diproduksi 200 keping CD SERUNAI HATI. Keseluruhan proses produksi memakan waktu sekitar 2 bulan.
Selain dari proses produksinya, pihak penyelenggara (MARUS dan PELANGI) juga mempersiapkan launching CD ini dalam bentuk penampilan live para pengisi CD yaitu: Landung Simatupang, Moortry Purnomo, Teddy Sutadhy, Bambang Paningron, Elizabeth Christine, Untung Basuki dkk, Dadush Bagus, Sri Redjeki feat Intan, Salsabila Mokodompit feat Irda Malay, Naras dengan MC: DJ Cuwee. Launching ini berlangsung di Gedung Societet Militer, Kamis 21 April 2005.
Dalam hubungannya dengan psikologi, secara tidak sadar sebenarnya Na telah melakukan art therapy. Dengan pelepasan emosi-emosinya (yang kebetulan dalam bentuk puisi), Na membuat dirinya merasa lebih tenang dan stabil. Dalam ilmu psikiatri keadaan tersebut disebut mendekati homeostasis. Menurut Prof. H. Soewadi -Kepala Bagian Psikiatri di RS dr. Sarjito- dalam keadaan tubuh yang homeostasis maka tubuh secara otomatis akan meningkatkan fungsi Natural Killer Cell ( Sel pembunuh alamiah) yang mampu memakan sel – sel kanker. Jadi mungkin itulah penjelasan secara alamiah mengapa Na bisa melewati vonis mati dokternya 2 tahun yang lalu dan masih bisa berkarya di antara kita sampai sekarang. Bahkan Na termasuk mahasiswa yang aktif berorganisasi.
( Dona, edited by Tika )