Pos oleh :

dzikriaafifah96

Pelepasan Wisudawan/Wisudawati dan Pengambilan Sumpah Psikolog Periode III T.A 2021/2022

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan kegiatan Pelepasan Wisudawan/Wisudawati dan Pengambilan Sumpah Psikolog Periode III Tahun Akademik 2021/2022 untuk kedua kalinya secara daring dan lurin terbatas (20/4). Secara daring acara pelepasan dan pengambilan sumpah disiarkan melalui Youtube Kanal Pengetahuan Psikologi UGM dan Zoom, sementara untuk pelaksanaan luring terbatas dilkasanakan di Ruang Auditorium G-100 Fakultas Psikologi UGM.

Acara berikutnya adalah proses pelepasan wisudawan/wisudawati. Sebanyak 9 mahasiswa Magister Psikologi secara luring terbatas dan 2 mahasiswa secara daring dengan Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi diraih oleh Gema Juwita dengan IPK 3.81. Kemudian dilanjutkan dengan penyebutan wisudawan/wisudawati yang diikuti oleh 33 mahasiswa Magister Psikologi Profesi secara luring terbatas dan 1 mahasiswa secara daring dengan Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi diraih oleh Moniqu’e Daniaputri Katiya Sebayang dengan IPK 3.89.

Selanjutnya acara dilanjutkan dengan Pengambilan Sumpah yang disaksikan oleh rohaniwan dengan dipandu oleh Dr. Maria Gorretti Adiyanti, M.Si sebagai Ketua III HIMPSI. Dilanjutkan dengan Proses Berita Acara Pengambilan Sumpah secara simbolis diwakilkan oleh Luthfiasari Sekar Fatimah sebagai perwakilan wisudawan/wisudawati dengan Dr. Maria Gorretti dan disaksikan oleh Rahmat Hidayat sebagai Dekan Fakultas Psikologi UGM

Kemudian, acara dilanjutkan dengan pemberian penghargaan dari Fakultas Psikologi UGM secara luring terbatas disampaikan oleh Wakil Dekan bagian Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama Dr. Wenty Marina Minza, M.A. kepada Afira Chairunnisa sebagai lulusan dari Program Magister Psikologi Profesi dengan naskah publikasi tesis terbaik. Alfira mengambil judul tesis “Validasi Eksternal Panduan Interpretasi Tes Draw A Person Bagian Fitur Kontak pada Individu dengan Gangguan Kecemasan.” dengan Rahmat Hidayat, S.Psi, M.Sc, Ph.D sebagai pembimbing.

Kemudian, penghargaan untuk naskah publikasi terbaik dari Program Magister Psikologi diraih oleh Sumayku Amanda Nisia Wulan dengan judul Perbandingan Sosial sebagai Mediator Hubungan antara Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram dan Citra Tubuh pada Perempuan Emerging Adulthood dengan pembimbing Dr. Ira Paramastri, M.Si, Psikolog disampaikan secara daring.

Acara pelepasan wisudawan/wisudawati diisi dengan sambutan dari beberapa pihak, seperti sambutan dari perwakilan wisudawan/wisudawati yang disampaikan oleh Moniqu’e Daniaputri Katiya Sebayang yang mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada seluruh pihak baik internal maupun eksternal sehingga tahap ini dapat tercapai. Sambutan juga diberikan oleh Dr. Maria Goretti Adiyanti M.Si sebagai perwakilan HIMPSI yang sekaligus menjadi pemandu Pengambilan Sumpah Psikolog pada periode ini. “Perubahan lingkungan yang cepat serta banyaknya kasus yang menjadikan semakin tingginya kebutuhan terhadap ahli perilaku yang berkompeten dan beretika baik dari sisi kuratif serta preventif dengan mempromosikan pencegahan dan menumbuhkan kesehatan mental masyarakat, kesejahteraan dan ketangguhan. Tidak hanya hadir untuk mengobati tapi kita harus menanamkan mental baru untuk selalu memiliki daya juang dan kemandirian yang ditumbuhkan sejak dini baik di rumah maupun di sekolah”, pesan Maria pada wisudan/wisudawati.

Sambutan juga diberikan oleh Wakil Dekan Fakultas Psikologi UGM, “Kebahagiaan kalian adalahan kebahagiaan kami. Semoga apa yang telah diperoleh dalam bangku perkuliahan dapat bermanfaat untuk masyarakat setempat. Bahwa prestasi anda meskipun tertoreh pada ipk tetapi prestasi sesungguhnya nanti akan terlihat selepas anda bersama dengan masyarakat dengan mengaplikasikan apa yang telah anda pelajari. Semoga anda bisa menjaga nama baik ugm dan semoga anda benar benar bisa memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat dari semua hal yang telah anda pelajari. Kami meminta bantuan kepada anda untuk data research study, karena keberhasilan anda adalah kabar baik untuk kami semua.”, jelas Galang.

Kuliah Online CPMH: Gangguan Bipolar

Center for Public Mental Health Fakultas Psikologi UGM mengadakan acara rutin dua pekan sekali, yaitu Kuliah Online atau yang biasa disebut Kulon. Diadakan secara daring pada Kamis (14/4), acara kulon kali ini terbuka untuk umum. Kali ini, topik yang diangkat adalah Gangguan Bipolar. Topik tersebut dibahas oleh dua narasumber yang kompeten, yaitu Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog dan Wirdatul Anisa, M.Psi., Psikolog.

Bipolar merupakan perubahan suasana hati yang berlebihan dan termasuk sebagai gangguan mental. Perubahan suasana hati terjadi dari sangat bahagia atau disebut mania menjadi sangat sedih atau depresi secara tiba-tiba. Kondisi tersebut tidak hanya dalam hitungan jam, tetapi hingga hitungan bulan dan dapat memengaruhi aktivitas sehari-sehari.

Bipolar adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan episode manik, episode hipomanik, dan/atau episode depresi. Individu dengan gangguan bipolar, mungkin mengalami satu atau dua dari kondisi tersebut atau bahkan ketiganya. Berdasarkan data yang ditemukan, terdapat gangguan penyerta lainnya selain gangguan bipolar, yaitu borderline personality disorder.

Selain borderline personality disorder, bunuh diri menjadi risiko tertinggi bagi orang dengan bipolar. Ditemukan bahwa sepertiga sampai setengah dari pasien bipolar pernah mencoba untuk bunuh diri setidaknya sekali dalam hidup mereka dan 15-20% meninggal karena bunuh diri.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang dengan bipolar untuk menjaga diri. Hal-hal tersebut terdiri dari mengetahui gejala dari bipolar, mengetahui apa yang dapat memicu gejala muncul, mengetahui pengobatan/terapi yang tersedia, mengedukasi orang lain tentang gangguan bipolar, menjalin hubungan, bergabung dengan group support, dan tetap terhubung.

Seperti yang sudah pernah dijelaskan pada kulon sebelumnya oleh Wirdatul bahwa secara emosi orang dengan bipolar cenderung lebih sensitif. Oleh karena itu, diperlukan juga langkah-langkah menjaga diri secara emosi. Langkah-langkah yang dimaksud adalah jangan mengambil hal-hal yang lebih dari yang dapat ditangani, luangkan waktu untuk relaksasi setiap hari sesibuk apapun, melakukan sesuatu yang dapat dinikmati setiap hari, pelajari juga teknik relaksasi pernafasan dan pijat, mandi, atau hal-hal lain untuk memanjakan diri.

 

Photo by Hello I’m Nik on Unsplash

Intensive Course: Multi and Mixed Method Research

Program Studi Doktor Ilmu Psikologi UGM dan Center for Life-Span Development (CLSD) mengadakan rangkaian acara “Intensive Course: Multi and Mixed Method Research”. Diselenggarakan selama 3 hari pada tanggal 12 April 2022 sampai 14 April 2022, acara ini bertujuan untuk memperkenalkan berbagai aspek metodologi penelitian campuran dan majemuk. Mengundang pembicara-pembicara kompeten, acara ini mengusung konsep penyampaian materi di sesi awal dan praktik pada sesi berikutnya.

Di hari pertama, acara dimulai pada pukul 07.30 WIB dengan pembahasan awal yaitu, “Overview: Multi and Mixed Method Research”. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan “Design and Data Collection in Mixed Method Research (Concept)” yang dibahas oleh Pradytia Putri Pertiwi, Ph.D.

“Nah sebelum saya memulainya dengan materi, justru saya ingin mengundang Bapak, Ibu dan peserta disini untuk berbagi pengalaman atau bercerita tentang apakah sudah pernah menggunakan dua metode dalam penelitian yang dilakukan?”, tanya Pradytia. Ada partisipan yang mengaku sudah pernah melakukan dua metode, wawancara dan kuesioner. Ada juga yang menggunakan kuesioner sebagai pengambilan data utama dan pendalaman data menggunakan data terbuka.

Di hari kedua, topik yang dibahas adalah “Design and Data Collection in Multi Method Research (Concept). Topik tersebut dibahas oleh Prof. Dr. Avin Fadilla Helmi, M.Si., dan dimulai pada pukul 09.30 WIB. Melalui topik tersebut, Avin menjelaskan bahwa mixed methods adalah proses pengumpulan, analisis data, pengintegrasian data serta penggambaran kesimpulan secara kuantitatif dan kualitatif dalam sebuah single study.

“Jadi dari sisi waktu itu serentak. Kualitatif pengumpulan dan analisis data. Kuantitatif juga melakukan pengumpulan dan analisis data”, jelas Avin terkait convergen pararel design. Sementara untuk explanatory sequential design ada hal-hal yang harus diperhatikan terkait penggunaan metode tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah penelitian dan problemnya kuantitatif, mengetahui variabel penting dan akses pada pengukuran, serta memiliki akses pada responden untuk fase 2. Dari pengumpulan data fase 2, peneliti mengembangkan pertanyaan baru.

Terakhir, hadir sebagai pembicara hari ketiga dalam rangkaian acara ini adalah Andrian Liem, M.Psi., Ph.D yang menyampaikan tentang “Concept of Data Analysis in Multi and Mixed Method Research: From Analysis to Synthesis”. Sesi Andrian dimulai pada pukul 12.30 WIB dan dilaksanakan secara daring.

Sebelum menyampaikan materi, Andrian mengajak partisipan untuk berbagi gagasan tentang kemungkinan-kemungkinan yang pernah atau akan dihadapi ketika melakukan penelitian. Gagasan tersebut diungkapkan melalui pengisian link google form yang bersifat anonim.

Photo by Nick Morrison on Unsplash

Kursus Intensif Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu: Psikometrika

Kelompok Bidang Keahlian Fakultas Psikologi UGM dan Program Studi Doktor Ilmu Psikologi mengadakan rangkaian acara “Kursus Intensif Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu”. Rangkaian acara tersebut berakhir pada Jumat (7/4) dengan bidang peminatan Psikometrika sebagai penutup setelah sebelumnya dimulai sejak tanggal 29 Maret 2022. Sesi ini menghadirkan Haryanta, M.A., Wahyu Widhiarso, M.A., dan Bambang Sumintono, Ph.D sebagai pembicara.

Pada sesi pertama, Wahyu membahas topik “Mengenal Competing Model dalam Penelitian”. Wahyu menjelaskan bahwa model adalalah aproksimasi terhadap suatu hal yang tidak bisa diobservasi secara langsung. “Jadi, karena tidak muncul secara langsung polanya, tidak secara langsung bisa dipahami polanya, bentuknya masih asing, bentuknya masih laten, maka kita memerlukan suatu model”, jelas Wahyu.

Kemudian Wahyu juga menjelaskan beberapa kata kunci yang bisa digunakan untuk memahami model, yaitu penyederhanaan dari sesuatu yang kompleks, memprioritaskan elemen-elemen yang penting, memuat asumsi-asumsi, memiliki peluang untuk dapat disalahkan, dapat dipakai untuk memprediksi, dan melakukan restriksi terhadap hal yang tidak relevan.

Sesi kedua, hadir dengan topik “Mengenal Many Facets Analysis dalam Pemodelan Rasch”, Bambang menyampaikan terkait pengantar analisis multi rater dilakukan seperti apa. “Bahwa performance assessment selalu tidak terlepas dari eror dan bias”, jelas Bambang. Selain itu, Bambang juga menyampaikan ketika melakukan uji multirater bisa menggunakan pendekatan teori test-klasik, yaitu cohen kappa, fleiss kappa, dan generalizibility theory.

Terakhir, dengan topik “Pengembangan Problem Analysis pada Asesmen Kompetensi”, Haryanta menjelaskan tentang aplikasi ilmu psikometri dalam dunia nyata, khususnya dunia asesmen. “Ada dua hal yang benar-benar harus kita sadari, bahwa belajar, psikometri, psikologi dan implikasinya ke dunia nyata terjadi pergeseran yang luar biasa. Hal itu menurut saya mendesak dan perlu untuk segera diantisipasi serta dihadapi”, ungkap Haryanta.

Hal pertama yang bergeser diungkapkan oleh Haryanta mengenai perubahan trend, dimana semua orang yang belajar psikologi ketika mengambil program sarjana memelajari psikodiagnostika. Akan tetapi, saat ini semakin luas pembahasannya, termasuk menggunakan permainan sebagai proses asesmen. Hal lain yang juga bergeser adalah tes kompetensi yang lebih difokuskan ketimbang tes potensi dan berbagai macam perubahan-perubahan pada hal-hal dasar dalam keilmuan psikologi diungkapkan oleh Haryanta.

 

 

Photo by Antoine Dautry on Unsplash

Kursus Intensif Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu: Perubahan & Pengembangan Organisasi

Kamis (6/4) acara Kursus Intensif Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu masih berlanjut dengan topik bidang peminatan Psikologi Perubahan & Pengembangan Organisasi. Dimulai pada pukul 08.00 WIB secara daring, sesi ini dihadiri oleh tiga pembicara yang kompeten, yaitu Dr. Sumaryono, M.Si., Rizqi Nur’aini A’yuninnisa, M.Sc., dan Ridwan Saptoto, M.A.

Sumaryono membahas “Psychology Safety: Konsep dan Implementasi dalam Kepemimpinan” pada sesi pertama. “Topik psychological safety ini tidak lepas dari isu-isu terkini”, ujar Sumaryono. Melalui topik tersebut Sumaryono juga menjelaskan tentang komponen dari psychological safety yang terdiri dari innovative thinking, risk behavior, dan respect behavior. Selain itu, dalam konsep psychological safety memiliki iklim kerja yang comfortly admitting mistakes, learning from failure, everyone openly shares ideas, dan better innovation and decision making.

Selanjutnya, pada sesi dua hadir Rizqi dengan topik “Resources at Work” yang menjelaskan bahwa ada empat hal jenis sumber daya dalam bekerja, yaitu object resources, conditions resources, personal characteristics, dan energies. Sumber daya dalam bekerja menjadi penting karena hal tersebut dapat memengaruhi performance seseorang dalam bekerja, kesejahteraan seseorang, dan kondisi kesehatan mental.

“Ternyata, resources ini tidak hanya memengaruhi kita di tempat kerja, tetapi juga memengaruhi kondisi kita di rumah atau kondisi kita di kehidupan secara umum”, ungkap Rizqi. Oleh karena itu, menurut Rizqi apa yang dilakukan individu di tempat kerja secara fulfilling, dapat membawa hal positif untuk hidup. Dengan demikian, bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja, dapat diterapkan. Selain itu, Rizqi juga memberikan beberapa ide untuk penelitian kedepannya tentang sumber daya dalam bekerja melalui topik yang disampaikan.

Terakhir, sebagai penutup sesi hadir Ridwan yang membahas topik “Common Method Bias: A New (Shift Up) Standard in Survey Research”. Melalui topik tersebut, Ridwan ingin memperkenalkan sebuah metode baru yang saat ini belum banyak dikenal di Indonesia. “Sehingga, perlu untuk didiskusikan supaya ke depannya teman-teman yang menulis artikel bisa meningkatkan kualitas artikelnya dan meningkatkan acceptance rate di jurnal-jurnal internasional yang terkemuka”, jelas Ridwan.

 

Photo by Kaleidico on Unsplash

Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu: Psikologi Pendidikan

Rangkaian acara Kursus Intensif Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu terus berlanjut pada Selasa (5/4) dengan membahas bidang peminatan Psikologi Pendidikan. Pembahasan bidang peminatan kali ini dihadiri lebih banyak pembicara dibandingkan dengan sesi-sesi sebelumnya.

Pada sesi pertama, hadir sebagai pembicara, yaitu Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D & Ammik Kisriyani, M.A yang membahas topik “The Importance of Cognitive Mapping for Tailoring Intervention in Educational Setting”. Di awal, Edilburga sempat melontarkan pertanyaan kepada partisipan tentang bagaimana perasaan ketika proses pembelajaran berubah-ubah dari daring ke luring maupun sebaliknya.

Berdasarkan data yang dihimpun secara sederhana, ada beberapa keluhan baik dari guru maupun orang tua terkait proses pembelajaran selama pandemi berlangsung. Guru dan orang tua yang memiliki anak usia dini mengeluhkan yang berkaitan dengan kemandirian, kelekatan, keterampilan sosial-emosional, dan kompetensi pra-akademik. Sementara guru dan orang yang memiliki anak usia SD mengungkapkan kendala pada kemampuan dasar calistung, keluasan pengetahuan, dan juga keterampilan sosial-emosianal. Untuk guru dan orang tua yang memiliki anak remaja, baik itu SMP maupun SMA, menyatakan bahwa kendala seputar pemahaman konsep, motivasi, goal setting, regulasi diri, dan belajar.

Berikutnya, sebagai pembicara kedua hadir Dr. rer. pol. Bhina Patria, M.A yang membahas topik “Writing Group Program Reduce Academic Procrastination: A Quasi-Experimental Study”. Topik tersebut dibahas berdasarkan fenomena berapa lama seorang mahasiswa magister dalam menyelesaikan tugas akhirnya atau tesis. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Bhina, kecepatan mahasiswa magister dalam mengerjakan tesis adalah 10 bulan pada bulan 2019. Data tersebut lebih cepat dibandingkan pada tahun 2014 dimana kecepatan mahasiswa magister dalam mengerjakan tesis adalah 21 bulan.

Beberapa usaha yang telah dilakukan pihak kampus untuk semakin mempercepat pengerjaan tesis adalah menerbitkan SK Rektor No. 11 Tahun 2016 dan menyediakan mata kuliah teknik penyusunan penulisan tesis yang diadakan pada semester 2. Sehingga, ketika mahasiswa mengambil tesis pada semester 3 tidak kaget dan memiliki informasi dasar berkaitan dengan penyusunan tesis.

Terakhir, hadir sebagai pembicara terakhir adalah Elga Andriana, M.Ed., Ph.D dan Dian Mufitasari, Psikolog yang membahas topik “Inclusive Education in a Post Covid World: An Educational Psychology Perspective”. Menurut UNESCO, inklusi adalah proses untuk mengatasi hambatan yang membatasi keberadaan, partisipasi, maupun capaian siswa. Beberapa hal yang juga dijelaskan oeh Elga dan Dian melalui topik tersebut adalah tema-tema yang pernah diteliti pada tahun-tahun sebelumnya, seperti self-efficacy, cognitive load, motivation, dan student learning.

 

Photo by Tim Mossholder on Unsplash

Kursus Intensif Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu: Mental, Neural, dan Perilaku

Masih dalam rangkaian Kursus Intensif Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu, Program Studi Doktor Ilmu Psikologi bersama dengan Kelompok Bidang Keahlian Fakultas Psikologi UGM kembali melanjutkan acara tersebut pada hari Senin (4/4). Bidang peminatan Mental, Neural, dan Perilaku menjadi bidang peminatan pembuka pada paruh kedua dengan mengundang pembicara yang memiliki fokus pembahasan masing-masing.

Di awal sesi, hadir Supra Wimbarti, M.Sc., Ph.D sebagai pembicara pertama dengan topik “Kepribadian dalam Konteks Mental, Neural, dan Perilaku”. Dalam konteks Mental, Neural, dan Perilaku, kepribadian adalah variasi unik dari evolusi manusia yang ditampilkan sebagai pola perkembangan trait disposisional, adaptasi karakter, dan kehidupan yang integrative pada budaya yang rumit dan berbeda-beda. Lebih detail lagi, menurut neurosains memahami kepribadian manusia tidak bisa dilakukan tanpa memahami tentang otak.

“Ada 2 sumber biologis dari kepribadian. Dua sumber tersebut adalah proximal dan distal”, jelas Supra. Sumber biologis proximal adalah sumber biologis dari kepribadian yang terdiri atas beraneka ragam fungsi sistem neural yang stabil. Sementara distal adalah sumber biologis dari kepribadian yang dipengaruhi oleh keturunan dan lingkungan.

Selanjutnya, pembicara kedua dalam sesi kali ini adalah Sri Kusrohmaniah, M.Si., Ph.D. Sri membawa pembahasan tentang “Topik dan Metode Penelitian dalam Bidang Mental, Neural, dan Perilaku”. Melalui pembahasan yang disampaikan, Sri mengawalinya dengan pembahasan tentang Biopsikologi sebagai salah satu studi ilmiah tentang perilaku dalam konteks psikologi. Ringkasnya, biopsikologi mempelajari perilaku lewat ilmu pengetahuan dari ilmu saraf dan lainnya yang dikumpulkan. “Ada nama lainnya, ada yang menyebutnya dengan psikobiologi, biologi perilaku atau pun ilmu saraf perilaku”, jelas Sri.

Terakhir, sebagai pembicara penutup pada sesi Mental, Neural, dan Perilaku, hadir Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D yang menyampaikan pembahasan tentang “Adaptabilitas terhadap Perubahan”. Melalui topik tersebut, Galang mengenalkan tentang Tes Biopsikometrik Bernama Galang-Satrio Adaptability Test atau GSAT yang bertujuan untuk mengukur kemampuan adaptasi individu terhadap tekanan dan perubahan yang disebut dengan agile. Prinsip yang digunakan oleh GSAT adalah pengukuran psikofisik yang berperan memahami kecenderungan seseorang ketika dihadapkan dengan tugas menantang serta lingkungan yang terus berubah.

 

Photo by Markus Winkler on Unsplash

Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu: Psikologi Klinis

Menjadi penutup pada paruh pertama dalam rangkaian Kursus Intensif Perkembangan Mutakhir Riset, pembahasan terkait Bidang Ilmu Psikologi Klinis diselenggarakan pada hari Kamis (31/3). Kegiatan ini dihadiri oleh tiga pembicara yang kapabel pada topiknya masing-masing, dan Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu Psikologi Klinis dimulai pada pukul 08.00 secara daring.

Tampil sebagai pembicara pertama, Diana Setiyawati, M. H. Sc., Psy., Ph.D dengan topik “Using Visual Research Methods to Explore How Health Worker, Families, and Healers Work Together in Ghana and Indonesia”. Melalui topik tersebut, Diana menyampaikan hasil penelitian terkait dengan kerjasama antara mental health professional dan religious healer. Salah satu hal menarik dari penelitian tersebut adalah metode visual yang digunakan dengan pembuatan film. Hal tersebut menjadi suatu hal yang baru bagi dunia keilmuan psikologi, khususnya psikologi klinis.

Kemudian acara dilanjutkan oleh pembicara kedua, yaitu Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, M. Med. Sc., Ph.D yang menyampaikan tentang “From Transpersonal Psychology to Clinical Hypnosis: Researching the Challenge in Psychotherapy”. Salah satu hal yang dijelaskan oleh Kwartarini melalui topik tersebut tentang “memegang memori”. “Jadi klo kita memegang suatu memori ditampar ayam kemudian emosinya negatif terus, makin lama makin besar. Ketika makin besar akan mengundang peristiwa yang menyakitkan”, terang Kwartarini. Peristiwa menyakitkan tersebut akan mengundang peristiwa menyakitkan lainnya yang menimbulkan emosi yang sama dengan emosi di awal. Dengan demikian, menurut Kwartarini, time is healing tidak berlaku dalam teori E=MC2.

Prof. Subandi, M.A., Ph.D sebagai pembicara terakhir membawakan pembahasan dengan topik “Recovery-Oriented Mental Health Early Psychosis”. “Nah, jadi yang saat ini akan dibahas adalah skizofrenia dari perspektif positifnya. Artinya, orang dengan skizofrenia itu memiliki harapan dan bisa memilih layanan pemulihan yang seperti apa”, ungkap Subandi. Menurut Subandi, ada tiga hal yang dapat mencegah kekambuhan skizofrenia pada level komunitas. Ketiga hal tersebut adalah psikoedukasi, mental health literacy, dan mengurangi stigma. Selain itu, langkah pencegahan juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pencegahan universal dan pencegahan selektif.

 

Photo by UX Indonesia on Unsplash

Kursus Intensif Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu: Psikologi Sosial

Topik besar yang dibawakan di hari kedua Rabu (30/3) adalah bidang peminatan Psikologi Sosial dengan menghadirkan berbagai narasumber yang ahli pada bidangnya. Dimulai pada pukul 08.00 secara daring, sesi pertama pada acara kali ini diawali penyampaian materi dari Prof. Dr. Faturochman, M.A dengan topik “Penelitian Sosial Psikologis terkait Pandemi”. Pandemi yang terjadi sekarang ini, COVID-19 adalah pandemi yang tidak pernah terjadi sebelumnya, bersifat menular, korban terus bertambah, dan belum ada obatnya. Dampak dari pandemi pun tidak hanya sekadar kesehatan, tetapi juga berdampak pada sosial, ekonomi, dan psikologis yang akan memberikan perubahan pada masa kini maupun yang akan datang.

“Mengapa orang-orang Asia lebih sukses menanggulangi COVID-19?”, tanya Fatur di sela-sela penyampaian materi. Menurut Fatur, hal itu disebabkan karena orang Asia lebih bersatu untuk menanggulangi pandemi dengan mengikuti petunjuk dan mengembangkan keilmuan untuk memahami COVID-19. Hal tersebut juga didukung oleh temuan yang ditemukan oleh Fatur, yaitu responden mengangap bawah petunjuk dan pemaksaan kaitannya dengan penanganan wabah penting dan dapat dilaksanakan, namun responden lebih setuju dengan petunjuk. Hal lain yang juga ditemukan adalah responden menganggap penting upaya mandiri dan bersama-sama untuk upaya perlindungan, namun upaya bersama dinilai lebih penting dibandingkan upaya sendiri.

Sesi kedua, dilanjutkan oleh Prof. Dr. Tina Afiatin, M.Si yang menyampaikan materi tentang “Flourishing Family”. “Flourishing itu tentang individu yang sehat fisik dan mental serta dapat berfungsi dengan baik di kehidupan pribadi dan sosial akibat adanya aktivitas kerja sama antar anggota keluarga”, jelas Tina. Oleh karena itu, flourishing family dapat dimaknai sebagai sebuah keluarga yang dapat membantu menyelesaikan tantangan dan masalah yang ada.

Pada sesi terakhir, hadir sebagai narasumber, yaitu Prof. Koentjoro, M.B.Sc., Ph.D yang menyampaikan tentang “Perubahan Sosial dan Psikologi Sosial dari Revolusi Industri, Pandemi, hingga Chimerika”. “Dunia kita ini selalu berubah dan perubahan itu menghasil perubahan yang menuntut kita untuk wajib adjust dan adapt”, terang Koentjoro di awal penyampaian materi. Selain itu, Koentjoro juga menyampaikan 5 Aja dari Sunan Kalijaga untuk menghadapi perubahan yang cepat, yaitu aja gumunan, aja kagetan, aja aleman, aja getunan, dan aja dumeh.

 

Photo by Christin Hume on Unsplash

Kursus Intensif Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu: Psikologi Perkembangan

Sebagai sebuah usaha mengembangkan keilmuan, khususnya keilmuan Psikologi, Program Studi Doktor Ilmu Psikologi bersama dengan Kelompok Bidang Keahlian Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan kegiatan “Kursus Intensif Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu”. Kegiatan tersebut dilaksanakan beberapa hari, mulai dari tanggal 29-31 Maret 2022 dan 4-7 April 2022. Dilaksanakan secara daring, penyelenggaraan kegiatan ini dibagi per-bidang peminatan keilmuan Psikologi. Hari pertama pada 29 Maret 2022 dibuka dengan Bidang Peminatan Psikologi Perkembangan dan ditutup pada tanggal 7 April 2022 dengan Bidang Peminatan Psikometri.

Pada bidang peminatan Psikologi Perkembangan, acara Kursus Intensif Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu diisi oleh 3 narasumber yang kompeten, yaitu Elga Adriana, M.Ed., Ph.D., Indra Yohanes Killing, M.A., Ph.D., dan Dr. Arum Febriani, M.A. Ketiga narasumber membawakan tema berbeda yang sesuai dengan keahlian masing-masing.

Hadir sebagai narasumber pertama pada pukul 08.00, Elga menyampaikan materi tentang “Overview Isu-Isu dan Penelitian Terkini Psikologi Perkembangan”. Dibagi menjadi 4 sesi, Elga membahas riset tentang bayi, riset tentang anak usia dini, riset tentang seksualitas pada remaja, dan riset tentang anak berkebutuhan khusus. “Tahapan perkembangan apa yang menjadi minat riset Anda?”, tanya Elga di awal sesi

Kemudian, acara dilanjutkan oleh narasumber kedua, yaitu Indra dengan pembahasan tentang “Penelitian pada Anak dan Remaja Rentan”. Pada tema yang sama pula, Indra juga menjelaskan tentang metode photovoice yang bertujuan untuk mengangkat suara-suara yang jarang terdengar. “Kalau hasilnya blur bagaimana? Terus jadi nggak dipake? Ya, tidak seperti itu, lebih ke esensinya”, jelas Indra. Menurut Indra, kendala menjelaskan penggunaan media photovoice adalah ketika menjelaskan kepada partisipan. Photovoice bersifat bebas, namun ada kalanya partisipan justru hanya melakukan apa yang benar-benar dicontohkan.

Terakhir, hadir Arum sebagai narasumber penutup di hari pertama penyelenggaraan Kursus Intensif Perkembangan Mutakhir Riset Bidang Ilmu Psikologi Perkembangan. Menurut Arum, lansia tidak banyak diminati karena tingkat kesulitannya dalam mengakses info. “Bagaimana menjadikan lansia-lansia ini bisa bermanfaat untuk masyarakat, bukan beban”, ungkap Arum melalui materi yang dibawakannya, yaitu “Relasi antar Generasi dan Perkembangan Lanjut Usia. Ada 3 faktor yang menentukan kesuksesan pada penuaan, terdiri dari healthy ageing, active ageing, dan productive ageing.”

 

Photo by Annie Spratt on Unsplash