Pos oleh :

dzikriaafifah96

Bursa Ide PKM Psikologi UGM 2021

Kamis (18/2), Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan acara “Bursa Ide PKM Fakultas Psikologi UGM 2021” yang bertujuan untuk mensosialisasikan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) periode 2021 kepada seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi UGM. Peserta kegiatan ini adalah mahasiswa dari Fakultas Psikologi UGM yang berminat mengikuti PKM di tahun 2021. Ada 20 orang peserta dalam acara yang berlangsung mulai pukul 16.00 hingga 17.40 WIB ini.

Pemateri pertama yang mengisi acara ini yaitu Drs. Haryanto M.Si. memaparkan tentang 5 bidang PKM yang dapat diikuti oleh mahasiswa yaitu bidang kewirausahaan, karsa cipta, pengabdian kepada masyarakat, penelitian eksakta, dan teknologi. Kelima bidang tersebut bebas dipilih dan diikuti oleh semua mahasiswa dengan membentuk kelompok yang berangggotakan 3 sampai 5 orang.

Selanjutnya Haryanto juga menceritakan sejarah keikutsertaan mahasiswa Fakultas Psikologi UGM pada kegiatan serupa yang sebelumnya bernama Pimnas (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) ini. Pada awalnya dalam kegiatan Pimnas, psikologi termasuk Fakultas yang mempunyai tradisi juara dan menyumbangkan banyak medali pada kegiatan tersebut. Seiring perubahan nama menjadi PKM prestasinya ‘naik turun’ sehingga perlu untuk bangkit kembali meraih prestasi itu. Hal ini diperlukan peran aktif mahasiswa agar semakin produktif dalam membuat karya ilmiah. “Tidak hanya berhenti pada kepo saja, tapi mahasiswa harus aktif menuangkan ide-idenya dalam proposal karya ilmiah untuk diikutkan dalam PKM”, terang Haryanto.

Sementara itu pemateri kedua yaitu Ardian Praptomojati, S.Psi., M.Psi., memberikan arahan, tips, dan motivasi kepada seluruh peserta yang sudah siap dengan ide masing-masing. Ia memberikan beberapa solusi bagi mahasiswa yang mengalami kendala dan kesulitan ketika membuat proposal penelitian dalam keikutsertaan PKM. “Untuk informasi lebih lanjut tentang PKM, di fakultas sudah tersedia PKM corner, yang merupakan perpanjangan dari PKM Center. Di situ mahasiswa bisa bertanya dan konsultasi jika mengalami kendala dalam membuat proposal penelitian yang akan diikutkan dalam PKM”, terang Ardian.

Dalam kesempatan ini, peserta diberi kesempatan untuk berdiskusi dan bertanya kepada pemateri tentang ide-ide penelitian yang mereka miliki. Beberapa dari peserta ada yang sudah siap dengan anggota kelompok dan proposal penelitian. Salah satunya adalah Cut Aufia Zulfa, mahasiswa psikologi angkatan 2018, yang mempunyai ide penelitian tentang aplikasi layanan kerelawanan. Dalam aplikasinya ini, ada beberapa fitur seperti kebutuhan tranfusi darah, pengingat waktu donor darah, dan mengkoneksikan antarrelawan bencana. Ia bekerjasama dengan mahasiswa teknologi komputer untuk mengusung idenya ini ke ajang PKM 2021.

Selanjutnya Auni Riza, mahasiswa psikologi angkatan 2019, yang mempunyai ide penelitian yang sangat aktual yaitu tentang teori konspirasi yang mempengaruhi masyarakat dalam menyikapi pandemi COVID-19. Untuk menggarap ide penelitian yang akan diikutkan dalam PKM 2021 ini, Auni membentuk kelompok peneliti bersama mahasiswa dari bidang sosiologi dan hukum. Auni berharap formasi anggota yang terdiri dari lintas disiplin ini bisa memberikan kedalaman analisis penelitian dari berbagai perspektif keilmuan.

Dalam memberi masukan dari ide masing-masing peserta, Haryanto memberikan beberapa poin penting yang harus diperhatikan peserta dalam mempersiapkan proposal dan tim penelitiannya. Beberapa diantaranya adalah memilih anggota kelompok dari berbagai angkatan dan dari lintas jurusan. Selain itu ide penelitian harus kreatif, inovatif, dan unik. “Ide penelitian harus spesifik dan tidak dimiliki oleh kelompok lain”, tambah Haryanto.

Dengan terselenggaranya acara ini, Fakultas Psikologi UGM berharap semakin banyak mahasiswa psikologi yang aktif dan antusias menuangkan ide penelitiannya dan turut serta dalam kegiatan PKM, sesuai dengan platform acara ini yaitu “Mari nyalakan semangat kemenangan PKM Psikologi 2021”.

Intensive Course: Multimethod and Mixed Research

Mulai Senin (15/2), Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan kegiatan “Intensive Course : Multimethod and Mixed Research”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Program Studi Doktor Ilmu Psikologi bekerja sama dengan Center of Life-Span Development (CLSD) yang berlangsung selama tiga hari hingga Rabu (17/2).

Peserta kegiatan ini berjumlah 97 orang yang terdiri dari 18 orang mahasiswa S3 Psikologi, 6 orang intern magang, dan 73 orang peserta umum. Peserta umum bervariasi mulai mahasiswa hingga ibu rumah tangga. Acara dibuka dengan sambutan Kepala CLSD, Elga Andriana, S.Psi, M.Ed, Ph.D.

Pada hari pertama materi disampaikan oleh Praditya Putri Pertiwi, Ph.D., dosen Fakultas Psikologi UGM  yang membawakan materi yang berjudul “Multimethod Research: An Overview. Istilah multimethod research tampak belum familier bagi para peserta. Hal ini terlihat dari hasil polling yang menggambarkan bahwa lebih dari separuh peserta hanya sebatas pernah mendengar istilah multimethod.  Selanjutnya peserta juga masih kesulitan membedakan multimethod research dan mix method.

Dengan mengenalkan istilah “Working Across Borders” Praditya menjernihkan definisi dan bentuk multimethod research yang unik dan berbeda dengan mixed method. Melakukan multimethod research memungkinkan peneliti bertemu dengan peneliti lain dari berbagai bidang keilmuan yang mempunyai metode dan paradigma berbeda-beda untuk memecahkan satu permasalahan penelitian. Praditya menganalogikan multimethod research itu seperti berenang di lintas batas disiplin ilmu.

“Adanya perbedaan paradigma di setiap disiplin keilmuan membuat peneliti mengkritik satu sama lain. Terjadilah paradigm wars atau perang paradigma. Hal itu membatasi kita mendapatkan sudut pandang yang utuh. Batasan pada tiap keilmuan justru perlu di-breakdown untuk dapat mencapai contact zone” jelas Praditya.

Selanjutnya pada hari kedua Praditya melanjutkan penjelasan lebih mendalam tentang multimethod research. Melalui judul materi “Integration and Data Consolidation in Multimethod Research” ia memberikan gambaran pada peserta bagaimana proses pengolahan dan pengintegrasian data dalam multimethod research. Selain itu Praditya juga menjelaskan tentang etika dalam multimethod research.

Pada sesi kedua di hari kedua, acara diisi oleh Dr. Avin Fadilla Helmi, M.Si. dengan membawakan materi yang berjudul “Mixed Method Research: An Overview”. Di kesempatan ini Avin memulai penjelasannya dari sejarah munculnya mixed method dalam ranah penelitian ilmiah.

Dibandingkan dengan metode kualitatif dan kuantitatif, metode mixed method masih terbilang cukup baru. Pada tahun 1950 – 1980 an mulai ada ketertarikan peneliti menggunakan lebih dari satu metode. Pada tahun-tahun setelahnya penelitian mixed method semakin banyak dilakukan seiring berkembangnya tuntutan zaman. Kompleksitas masalah lebih besar, tidak bisa hanya mengandalkan angka. Jadi kombinasi antara angka dan kata itu sangat penting“ Jelas Avin.

Pada hari ketiga, Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D. membawakan materi berjudul ”Design and Data Collection in Mixed Method Research”. Dalam pemaparannya ini Edilburga menjelaskan tentang bagaimana kita merancang penelitian menggunakan mixed method.

Penelitian mixed method mempunyai tiga jenis desain umum yaitu convergent mixed method design, explanatory sequential mixed method design, dan exploratory sequential mixed method design. Ketiga desain itu dipilih sesuai dengan kebutuhan penelitian. “Dalam penelitian eklektif atau campuran, kita memakai metode yang paling sesuai dengan pertanyaan penelitian, yang dapat menjawab pertanyaan penelitian” Jelas Edilburga sembari memberikan contoh penelitian dari tiap-tiap desain.

Pada sesi terakhir, kembali diisi oleh Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D. dan Dr. Avin Fadilla Helmi, M.Si., dengan membawakan materi “Data Analysis and Interpretation in Mixed Method Research”.

Acara berlangsung lancar dan interaktif, pemateri secara aktif mengajak peserta berdiskusi dan memberikan tugas-tugas yang diselesaikan peserta secara berkelompok di setiap sesi. Penyelenggara berharap semua peserta bisa menikmati acara pelatihan intensif ini dan mendapatkan manfaatnya dengan semakin produktif di kehidupan dan profesi masing-masing.

Kursus Intensif: Metode Penelitian Survei

Senin (8/2) Program Doktor Ilmu Psikologi UGM menyelenggarakan Kursus Intensif Metode Penelitian Survei. Acara yang berlangsung selama empat hari ini diikuti oleh 163 peserta yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi.

Hari pertama kursus ini dimulai pada pukul 10.00 WIB. Pada sesi pembuka materi disampaikan oleh Prof. Dr. Faturochman M.A. dengan tema “Survey Research Output: Beyond te Correlations”. Faturochman memaparkan presentasinya tentang kemungkinan-kemungkinan yang bisa dieksplorasi dari output penelitian survei. Berbagai jenis model analisis seperti model analisis jalur, model regresi dependen variabel ganda, model nonrekursif antar dependen variabel (endogenous variables), dan model kausal antar waktu (two-wave panel model). “Model-model penelitian yang ada idealnya dipahami dan dimanfaatkan peneliti dalam memahami permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitiannya”, jelas Fatur.

Pada sesi kedua yang dimulai pukul 13.00 WIB diisi oleh Yopina Galih Pertiwi , M.A., Ph.D. Ia membawakan sebuah pemaparan materi dengan tajuk “Cross-cultural Survey Research: Why and How.”

Yopina menerangkan bahwa penelitian cross-cultural survey sangat penting dilakukan dalam keilmuan psikologi. Hal ini didasari dari penelitian psikologi yang terpublikasi internasional sangat ‘Amerika sentris’ dan WEIRD (western, educated, industrial, rich, and democratic). Hal itu menyebabkan banyak bias kultural pada penelitian-penelitian psikologi dan sangat riskan jika digeneralisir.

“Peneliti tidak banyak menuliskan data geografis dan etnisitas. Itu berbahaya karena mengabaikan cultural context”, terang Yopina.

Untuk memahami bias budaya yang mungkin terjadi dalam penelitian psikologi, Yopina mencontohkan dalam penelitiannya pada sejumlah lansia di sebuah desa di Jawa diketahui bahwa dalam bahasa Jawa halus itu tidak ada padanan kata untuk kata “bahagia”. Hanya ada beberapa kata yang mendekati arti kata bahagia, yaitu seneng dan ayem. Oleh sebab itulah pemahaman kontekstual pada aspek-aspek psikologi itu sangatlah penting. “Memastikan bahwa konteksnya ekuivalen itu adalah kunci”, tegas Yopina.

Selanjutnya sesi ketiga diisi oleh Dr.rer.pol Bhina Patria, M.A. yang menyampaikan mengenai “Metodologi Sampling dan Regression Discontinuity”. Dalam pemaparannya Bhina menjelaskan bagaima teknik pengambilan sampling akan berpengaruh pada hasil penelitian.

“Hasil penelitian akan dipercaya bila didasarkan pada informasi yang terpercaya yaitu melalui data yang diperoleh  dari sampling itu” terang Bhina.

Pada hari kedua kursus intensif kembali diisi oleh Dr.rer.pol Bhina Patria, M.A. dengan materi “Regression Discontinuity” dan Moh. Abdul Hakim, M.A., Ph.D dengan materi “Pengaruh Faktor Kontekstual dalam Penelitian Psikologi”.

Selanjutnya hari ketiga diisi oleh tiga pemateri yaitu Dr. Arum Febriani, M.A. dengan materi Penelitian Cross-Sectional, Elan Satriawan, M.Ec., Ph.D. dengan materi “Survey Longitudinal/Time Series” dan Haidar Buldan Tontowi, M.A., Ph.D. dengan materi “Online Survey Research and Data Collection”.

Pada hari keempat ada empat pemateri yaitu Dr. Avin Fadilla Helmi M.Si. dengan materi “Sharing Pengalaman: Penelitian Psikologi Sosial”, Dr. Yuli Fajar Susetya M. Si. Dengan materi ‘’ Sharing Pengalaman: Penelitian Psikologi Pendidikan”, Diana Setiyawati, M.HSc.Psy., Ph.D. dengan materi “Sharing Pengalaman: Penelitian Psikologi Klinis” dan Indrayanti, M.Si., Ph.D. dengan materi “Sharing Pengalaman: Penelitian Psikologi Industri dan Organisasi”.

Acara ini merupakan sebagian dari kurikulum dari Program Studi Doktor Psikologi UGM dan juga sebagai implementasi program pembelajaran merdeka. Dengan membuka acara ini untuk umum panitia berharap mendapatkan pemikiran yang luas dari peserta yang beragam.

Workshop CPMH Daring: Research Ethics in Mental Health Fieldwork

Jumat (5/2) Program Studi Doktor Ilmu Psikologi UGM berkerjasama dengan Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM mengadakan Online Workshop bertajuk “Research Ethics In Mental Health fieldwork”. Acara ini mengupas tentang etika dalam penelitian yang melibatkan manusia dalam ranah kesehatan mental.

Acara Online workshop yang dimulai pukul 13.00 WIB ini dibuka dengan sambutan dari Ketua Program Studi Doktor Ilmu Psikologi, Rahmat Hidayat, M.Sc., Ph.D. Rahmat mengucapkan terima kasih kepada CPMH dan seluruh peserta yang hadir dalam acara tersebut.

Acara ini diikuti oleh 77 orang peserta yang terdiri dari peneliti, mahasiswa, dan tenaga kesehatan. Salah satunya adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen dr. H. A. Dwi Budi Satrio, M.Kes.

Pemateri pertama workshop ini adalah Diana Setiyawati, M.HSc.Psy., Ph.D., peneliti dan dosen di Fakultas Psikologi UGM. Diana menjelaskan tentang bagaimana kode etik dalam penelitian kesehatan jiwa terbentuk dan mengapa etik dalam penelitian harus diutamakan. Hal ini untuk melindungi seluruh partisipan dalam proses penelitian dan menghindarkannya dari resiko-resiko yang merugikan. “…karena kita punya integritas, karena kita tidak ingin menyakiti orang lain. Karena mereka (partisipan) mempunyai hak yang sama dengan kita” ungkap Diana.

Selanjutnya Diana mengajak peserta memahami bagaimana terbentuknya etik pada penelitian kesehatan jiwa dan bagaimana penerapannya di era sekarang. Ia menekankan bahwa benefit harus lebih besar dari dampak negatif yang dihasilkan dalam penelitian psikokogi.

Selanjutnya pada sesi kedua diisi oleh Dr Erminia Colucci. Colucci merupakan dosen di Middlesex University London dan juga mengajar di Center for Psychiatry Queen Mary University London. Colucci memiliki ketertarikan di bidang kesehatan mental, hak asasi manusia, bunuh diri, kesejahteraan anak dan penyembuhan mental berbasis keyakinan dan spiritual/tradisional.

Tema yang dibawakan oleh Colucci adalah “Ethic in Visual Psychology”. Ia memperkenalkan sebuah metode yang baru dalam penelitian psikologi yaitu visual psychology. Metode ini belum cukup dikenal di kalangan peserta workshop.

”Ada berbagai cara image atau visual bisa digunakan dalam penelitian. Bisa termasuk gambar, lukisan, atau objek itu sendiri. Saya sendiri akan fokus pada foto dan video. Bisa video pendek atau film. Visual bisa digunakan untuk menentukan prioritas penelitian”, ungkap  Colucci.

Menurut Colucci metode penelitian visual dalam keilmuan psikologi sebenarnya sudah lama ada. Hanya saja perkembangannya tidak secepat di bidang antropologi dan geografi. Sehingga untuk mengembangkan pedoman etikanya menggabungkan dan mengambil dari berbagai ilmu lain.

Dalam penjelasannya lebih lanjut Colucci mengungkapkan perlunya peneliti mempertimbangkan sudut pandang partisipan penelitian. Sangat penting melibatkan masyarakat sekitar yang lebih paham kondisi lapangan dalam melakukan riset.

“Seringkali etika dilihat dari perspektif peneliti yang tidak di lapangan. Seharusnya kita perlu lebih bertanya pada partisipan penelitian mengenai pengalaman mereka”, terang Colucci.

Peserta workshop sangat antusias mengikuti acara. Mereka sangat tertarik dengan isu tentang etika penelitian yang selalu aktual mengikuti perkembangan zaman dan teknologi. Dengan diadakannya acara ini penyelenggara berharap bisa meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terkait dengan praktek penelitian di bidang kesehatan mental yang menghormati aspek-aspek etika dan hak masyarakat yang berada di dalam konteks kajian kesehatan mental.

SEMILOKA CLSD: Etika Penelitian dengan Partisipan Anak

Kamis (4/2) Center for Life-Span Development (CLSD) Fakultas Psikologi UGM mengadakan kerja sama dengan Program Doktor Ilmu Psikologi Fakultas Psikologi UGM untuk menyelenggarakan Semiloka yang mengangkat tema “Etika Penelitian dengan Partisipan Anak”. Acara semiloka kali ini dihadiri oleh 125 orang dari berbagai lapisan masyarakat, seperti akademisi dari berbagai instansi perguruan tinggi di Indonesia, guru-guru dari berbagai sekolah, pihak LSM, peneliti, bahkan Ibu Rumah Tangga.

Acara semiloka kali ini dibagi menjadi dua sesi dan dibuka oleh Ibu Elga Andriana, M.Ed., Ph.D, selaku Kepala CLSD. Untuk sesi pertama dimulai pada jam 08.10 dan diakhiri pada jam 10.00, sementara untuk sesi dua berlangsung pada jam 10.10 sampai 11.00 siang.

Sesi pertama materi disampaikan oleh Ibu T. Novi Poespita Candra, M.Si., Ph.D, yang menjelaskan tentang “Tantangan Metodologis dan Etis Penelitian dengan Anak”. Novi mengatakan bahwa etika dapat menghasilkan riset yang bermanfaat untuk kebaikan dan tidak membahayakan golongan tertentu. Selain itu, ketika etika juga menghasilkan riset yang aman secara fisik dan psikologi.

Menurut Novi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait manfaat dan bahaya ketika menggunakan anak sebagai partisipan. Pertama, tidak boleh ada satu pun anak yang didiskriminasi atau mengalami diskriminasi. Kedua, peneliti, organisasi peneliti maupun pemerintah bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik dan memastikan anak-anak terlindungi. Ketiga, anak-anak mempunyai hak untuk dilindungi dari riset yang berbahaya dan mengeksploitasi. Keempat, peneliti mempunyai tanggung jawab untuk memastikan semua anak memiliki akses untuk mendapatkan dukungan.

Pada sesi kedua, diisi oleh Ibu Elga Andriana, M.Ed., Ph.D, yang membahas topik “Penelitian Melibatkan Anak yang Etis dan Inklusif”. Salah satu hal yang disampaikan oleh Elga adalah prinsip-prinsip etika penelitian yang melibatkan anak berkebutuhan khusus.

“Ada empat hal yang menjadi prinsip, yaitu respect, trust, strengths, dan inclusice of diversity. Prinsip respect, berkaitan dengan menghargai harga diri anak-anak, mempercayai bahwa mereka mampu, serta menghargai pandangan mereka dengan serius”, ungkap Elga.

Kemudian, prinsip trust adalah waktu yang diperlukan untuk menimbulkan kepercayaan dengan anak-anak serta komunitasnya. Ketiga terdapat prinsip strength yang artinya peneliti berfokus pada kekuatan mereka, berusaha mencari hal-hal positif dari anak-anak yang terlibat dengan penelitian. Terakhir, terdapat prinsip inclusive diversity yang berkaitan dengan kemampuan menyesuaikan dengan kemampuan orang lain, jelas Elga pada sesi kedua ini.

Penyelenggara berharap agar acara semiloka kali ini dapat menjadi wadah berbagi antara pemateri dengan peserta tentang topik “Etika Penelitian dengan Partisipan Anak”. Terutama terkait pembahasan etika dan informed consent sebagai bentuk penghargaan peneliti untuk menghargai partisipan, terutama partisipan anak-anak.

Faktor Prediktif Psikososial Emosi-Moral Remaja

Perkembangan manusia merupakan suatu proses perkembangan yang dialami oleh manusia sepanjang kehidupan. Masa perkembangan manusia diawali sejak berada di dalam kandungan sampai pada masa lansia. Tiap-tiap masa perkembangan yang dialami oleh manusia memiliki karakteristiknya masing-masing. Selain itu, masa perkembangan juga terbagi atas beberapa bagian perubahan, yaitu fisik, sosial-emosional, dan moral.

Perkembangan moral berkaitan dengan bagaimana manusia memahami hidup dan berinteraksi dengan masyarakat yang di dalamnya ada aturan, standar dan nilai yang harus diikuti agar dapat selaras dengan lingkungan. Selain itu, moral merupakan suatu hal yang sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, dimana manusia berinteraksi dengan orang lain membutuhkan suatu nilai, aturan, serta standar yang nantinya akan melahirkan pola kebiasaan. Moral yang juga akan menuntun manusia meyakini mana hal yang boleh, tepat serta tidak melanggar ketika dilakukan. Dikarenakan hal tersebut, perkembangan moral menjadi hal yang menarik dan dipilih oleh Margaretha Maria Shinta Pratiwi, S.Psi., M.A menjadi tema penelitian untuk disertasinya.

“Emosi-moral menjadi suatu yang menarik karena beberapa orang mengenal perkembangan moral lebih kepada aspek kognitif atau cara berpikir. Selain itu, emosi-moral belum banyak disentuh oleh kajian-kajian penelitian di Indonesia. Kalaupun sudah dilakukan, biasanya emosi-moral lebih dikaitkan kepada emosi-moral yang memengaruhi perilaku,” jelas Margaretha.

Lebih lanjut Margaretha menjelaskan emosi-moral merupakan pusat perkembangan yang bisa digunakan mengantisipasi kejadian atau peristiwa yang dapat melanggar moral serta memunculkan interaksi sosial yang positif. Lebih rinci lagi, emosi-moral adalah suatu hal yang muncul sebagai reaksi peristiwa moral yang berkaitan dengan kepentingan atau kesejahteraan orang lain dan tidak terbatas pada diri sendiri. Singkatnya, emosi-moral adalah emosi yang tulus tanpa pamrih karena tidak berkaitan dengan kepentingan diri sendiri.

Penelitian ini menggunakan remaja sebagai partisipannya karena menurut Margaretha, remaja adalah sumber pokok untuk kemajuan ke depan. Apabila remajanya baik, maka remaja tersebut akan menjadi sumber positif untuk keberlangsungan perkembangan bangsa di masa yang akan datang. Selain itu, menurut Margaretha, seorang remaja bisa diarahkan untuk memiliki emosi-moral yang baik dengan catatan orang tuanya juga telah memberikan contoh seperti apa emosi-moral yang baik itu. Apabila remaja memiliki emosi-moral yang baik, maka salah satunya dapat dilihat dari kemampuannya dalam memandang suatu persoalan dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

Secara impilikasi teoritis, penelitian yang dilakukan oleh Margaretha memberikan sumbangan Model Faktor Prediktif Psikososial Emosi-Moral Remaja untuk teori perkembangan moral. Penelitian emosi-moral yang dilakukan oleh Margaretha ini juga berhasil mengantarkannya meraih gelar doktor dari Program Studi Doktor Ilmu Psikologi Universitas Gadjah Mada sekaligus menjadi lulusan doktor ke-5.019 yang dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Margaretha berharap penelitiannya dapat mengurangi anggapan negatif terhadap remaja yang susah diatur dan diajak berbicara, karena remaja sebenarnya bisa diarahkan untuk memiliki emosi-moral yang baik serta dapat menjadi sumber pokok kemajuan suatu bangsa ke depannya.

Pelepasan Wisudawan Pascasarjana dan Pengambilan Sumpah Psikolog Daring

Rabu (20/01) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Pelepasan Wisudawan/Wisudawati Periode II Tahun Akademik 2020/2021 Program Pascasarjana. Acara ini diikuti oleh 21 mahasiswa pascasarjana Magister Psikologi dan Magister Psikologi Profesi. Jumlah lulusan dari Magister Psikologi sebanyak 3 orang dan Magister Psikologi Profesi berjumlah 18 orang, sehingga keseluruhan jumlah lulusan Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada berjumlah 3.069 alumni dari jenjang Pascasarjana.

Pada Program Magister Psikologi Profesi, Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi adalah 3,90 diraih oleh Ardian Rahman Afandi sekaligus berpredikat cumlaude. Ardian juga menjadi wakil wisudawan/wisudawati yang memberikan sambutan pada pelepasan ini. Melalui sambutannya, Ardian mengajak untuk melanjutkan perjalanan dan pengembaraan dengan melangkah menuju masa depan. “Awal baru untuk melangkah menyambut masa depan dengan usaha dan harapan yang lebih baik. Memanfaatkan bekal yang telah diberikan oleh pengajar untuk berkarya, membuat legasi, serta memberikan manfaat pada Ilmu Psikologi, masyarakat dan negara”.

Pada periode ini, Program Magister Psikologi memiliki 8 lulusan berpredikat cumlaude dan 10 lulusan berpredikat sangat memuaskan. Masa studi terpendek diraih oleh Ni Wayan Yuli Anggraeni dengan masa studi 2 tahun 1 bulan 20 hari.

Dari Program Magister Psikologi, Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi adalah 3,60 yang diraih oleh Shidqi Irbah dengan predikat sangat memuaskan sekaligus menjadi lulusan dengan masa studi terpendek yaitu 2 tahun 6 bulan 26 hari. Selain itu, terdapat 1 lulusan lainnya yang mendapatkan predikat sangat memuaskan dan 1 orang berpredikat memuaskan.

Fakultas Psikologi juga memberikan penghargaan kepada mahasiswi magister psikologi profesi yaitu Ade Meilasari sebagai lulusan dengan naskah publikasi tesis terbaik. Ade melakukan penelitian tentang “Peran Self-Compassion terhadap Gejala Depresi pada Remaja dimediasi oleh Regulasi Emosi”. Ade Meilasari melakukan penelitian tersebut bersama Dra. Muhana Sofiati Utami, M.S., Ph.D. selaku dosen pembimbing.

Acara pelepasan wisudawan/wisudawati diisi dengan sambutan dari Dr. Seger Handoyo, Psikolog selaku Ketua Umum HIMPSI. Melalui sambutannya, Dr. Seger Handoyo, Psikolog berpesan agar para alumni terus menjaga profesionalisme, sebagai psikolog maupun magister psikologi yang melakukan pengembangan diri terus menerus, menggunakan konsep teori psikologi hasil-hasil riset untuk praktik psikologi, dan selalu menyandarkan praktik psikologi dengan kode etik psikologi Indonesia dan aturan-aturan hukum yang berlaku.

Selain itu Prof. Dr. Faturochman, M.A., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada pada sambutannya juga memberikan harapan agar wisudawan/wisudawati menjadi insan yang mandiri, sukses, berprestasi, dan berguna bagi masyarakat juga bagi diri sendiri, serta selalu menjaga nilai-nilai dan sikap yang baik.

Thomas Dicky Hastjarjo

dickyNama Lengkap: Prof. Dr. Thomas Dicky Hastjarjo

Email: dickyh[at]ugm.ac.id

Homepage: http://dickyh.staff.ugm.ac.id

Fakultas Psikologi UGM Luluskan 21 Ilmuwan dan 14 Psikolog

 

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada  kembali menyelenggarakan acara pelepasan wisudawan pascasarjana (24/10/2013). Jumlah lulusan dari Program Magister Psikologi  sebanyak 21 ilmuwan dan 14 psikolog dari Magister Psikologi Profesi. Wisudawan yang meraih gelar cumlaude sebanyak 4 orang, mereka adalah Rr. Diyah Woro Dwi Lestari, Rinanti Nur Hapsari, Prasti Hapsari Suprapto Putri, Ryan Sugiarto.

Sumpah profesi psikolog bagi lulusan Magister Psikologi Profesi mengawali acara. Para rohaniawan turut menyaksikan pelafalan sumpah tersebut. Penandatangan sumpah psikolog diwakili oleh Nadia Indah Permatasari. Selanjutnya penyerahan transkrip kepada para lulusan, sambutan, pemberian penghargaan dan kenang-kenangaan. Acara terakhir pelepasan wisudawan pascasarjana pun ditutup dengan doa.

Sambutan wisuda diberikan oleh Annissa Miranty Nurendra selaku wakil wisudawan dari magister psikologi profesi; dr. Hidayat Sulistyo, M. Si., Sp.PA selaku wakil keluarga wisudawan oleh orang tua magister profesi; Drs. Helly P. Soetjipto, MA sekalu pengurus HIMPSI; Drs. Isnanto Bachtiar Senoadi selaku pengurus KAPSIGAMA; serta Supra Wimbarti, Msc., Ph. D selaku dekan Fakultas Psikologi UGM.

Fakultas Psikologi kali ini memberikan penghargaan kepada Annissa Miranty Nurendra dan Sartana sebagai lulusan dengan naskah publikasi tesis terbaik. Tesis Annisa Miranty berjudul “The Role of Islamic Work Ethics in the Relationship Between Job Demands and Job Resources to Work Engagement”, bimbingan Supra Wimbarti, M. Sc., Ph. D. Lain hal dengan tesis milik Sartana yang berjudul “Javanese Adoloscent Self Concept in Relation with Friends”, bimbingan Dr. Avin Fadilla Helmi, M. Si.

Selamat dan sukses.