Suicide Prevention Day Lembaga Mahasiswa Psikologi UGM Mengajak Masyarakat menjadi Lebih Peka terhadap Bunuh Diri

Mengambil tema pencegahan bunuh diri, Lembaga Mahasiswa (LM) Psikologi UGM melakukan kegiatan Suicide Prevention Day di KM 0 pada hari Minggu, 9 September 2018. Melalui kegiatan ini, LM Psikologi mengajak masyarakat untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja dari Departemen Pengabdian Masyarakat LM Psikologi UGM dan merupakan acara puncak dari rangkaian acara memperingati hari pencegahan bunuh diri sedunia yang jatuh pada tanggal 10 September 2018. Pada tahun 2017 sebelumnya, LM Psikologi UGM juga mengadakan kegiatan serupa dengan tema yang berbeda yaitu schizophrenia.

“Tema suicide prevention diambil sebagai tema acara ini dikarenakan sedang maraknya kasus bunuh diri di dunia. Seperti yang baru-baru ini sedang terjadi yaitu kasus bunuh dirinya artis Korea. Selain itu juga mitos dan kepercayaan masyarakat, khususnya masyarakat Gunung Kidul, tentang ‘pulung gantung’ masih sering terjadi. Mitos yang menceritakan jika ada bola api lewat di depan rumah menandakan akan adanya seseorang yang bunuh diri. Jadi tema diambil dari masyarakat itu sendiri.” Ujar Yunissa Meganingtyas, selaku ketua pelaksana Suicide Prevention Day.

“Ditambah setiap tahunnya ada 80.000 angka kasus bunuh diri di dunia dan DIY sendiri merupakan provinsi yang mendapatkan peringkat keempat sebagai provinsi dengan angka bunuh diri tertinggi di Indonesia. Sehingga ini juga menjadi urgensi dari kegiatan itu sendiri.” Tambah Anita Listiyani, Sekretaris dan Bendahara Suicide Prevention Day.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengedukasi masyarakat dalam bentuk memberikan informasi serta langkah-langkah pencegahan bunuh diri dari kalangan mahasiswa psikologi yang masih memiliki keterbatasan dalam melakukan intervensi seperti pemberian perawatan dan pengobatan. Selain itu juga untuk menumbuhkan kepekaan terhadap masyarakat akan bunuh diri.

Kegiatan dilakukan di KM 0 pada hari Minggu untuk mencapai target sasaran masyarakat lebih banyak yang sering memadati wilayah ini pada hari libur. Kegiatan Suicide Prevention Day memiliki rangkaian acara yang sebelumnya sudah dilakukan pada bulan Agustus berupa penyebaran informasi tentang fakta-fakta bunuh diri di sosial media LM Psikologi UGM dalam bentuk infografis, rekrutan terbuka untuk angkatan 2015, 2016, dan 2017 untuk menjadi relawan, dan penggunaan twibbon oleh mahasiswa Psikologi untuk mendukung acara puncak Suicide Prevention Day pada satu minggu sebelumnya.

Pada saat acara puncak di KM 0, KRST ikut memeriahkan dengan memberikan penampilan teatrikal dan monolog yang menceritakan perasaan orang-orang yang ingin bunuh diri. Setelah itu acara dilanjutkan dengan berkampanye mengenai pentingnya pencegahan bunuh diri kepada masyarakat disekitar KM 0. Kampanye ini dilakukan oleh kurang lebih 80 mahasiswa yang terbagi menjadi beberapa kelompok.

Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh anggota Departemen Pengabdian Masyarakat serta beberapa anggota LM Psikologi UGM, dan mahasiswa relawan yang berasal dari Fakultas Psikologi maupun dari luar lingkungan Fakultas Psikologi. Dari awal rangkaian acara, kegiatan Suicide Prevention Day mendapatkan respon yang sangat positif dan antusias dari kalangan mahasiswa UGM dan masyarakat itu sendiri.

“Mereka sangat menerima dengan adanya kegiatan ini, bahkan banyak mahasiswa ikut serta menyebarkan infografis dan menggunakan twibbon pada akun pribadi sosial media mereka. Pada saat kampanye, informasi nomor kontak untuk pencegahan difoto oleh masyarakat. Bahkan sempat berdiskusi juga dengan orang-orang di KM 0 tentang ‘pulung gantung’ di Gunung Kidul dan teman mereka yang ingin bunuh diri.” Ucap Yunissa Meganingtyas.

Suicide Prevention Day sendiri memiliki pesan untuk masyarakat agar lebih sadar, peka, dan menjadi sistem dukungan sosial bagi orang-orang di sekitar. “Jadi kegiatan ini memberitahu kepada orang-orang, ini lho ada kita. LM Psikologi UGM juga terbuka untuk dijadikan tempat berdiskusi tentang hal ini. Mari menjadi teman bagi sesama.” Lanjut Anita Listiyani.