CPMH (Center for Public Mental Health) Fakultas Psikologi UGM kembali mengadakan kuliah umum dan webinar pada Rabu, 10 Mei 2017 lalu di Auditorium G100. CPMH bekerja sama dengan Australian Technology Network of Universities dan Centre for Islamic Thought & Education menghadirkan pembicara Dr. Nada Ibrahim dan Dr. Budi Andayani.
Pembicara utama, Dr. Nada Ibrahim berasal dari University of South Autralia menyampaikan dua materi, yaitu “Ya Aabati! Growing in Domestic and Family Violnace Homes” dan “Thank you for asking! Evidence based domestic and family violance strategies in the Australian Muslim commuinity”. Pada materi pertama, Nada mengupas bagaimana anak-anak yang terkena paparan kekerasan saat masa kecilnya membenarkan perilaku pemukulan terhadap istri ketika di masa dewasanya. Penelitian yang melibatkan 271 patisipan ini menyebutkan perlunya pencegahan dan tanggung jawab bersama untuk melindungi generasi muda terhadap sikap/kepercayaan kekerasan (violence attitudes/beliefs) baik di lingkungan rumah, sekolah, tetangga, dan taman bermain.
Kemudian, pada materi kedua Nada menjelaskan bahwa sedikit penelitian yang membahas mengenai kekerasan dalam rumah tangga dan keluarga (domestic and family violance/DFV) dengan subjek utama pada orang muslim. Hal ini dikarenakan kebijakan dan program yang ada tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan kelompok minoritas muslim di Australia. Hal ini membuat korban kekerasan dari kalangan muslim Autralia seringkali mengalami hambatan dalam mengakses layanan terhadap perlindungan kekerasan. Dalam penelitiannya, Nada mengembangkan pencegahan (prevention), intervensi (intervention), dan pemulihan (recovery) melalui tiga project yaitu MATE sebagai pilot program, kemudian MLEP sebagai training dan evaluasi yang selanjutnya dikembangkan menjadi inspiredNAFSi Leadreship Program, yaitu fasilitator manual yang dapat digunakan pada kelompok pemuda, sekolah, laki laki, perempuan, serta kakek dan nenek yang memliki peran pengasuhan.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Dr. Budi Andayani yang berjudul “Domestic Sexual Abuse in Indonesian Family”. Sebagai pembuka kuliah umumnya, Andayani memaparkan beberapa kasus kekerasan seksual yang terjadi pada keluarga di Indonesia. Kasus kekerasan seksual tersebut jarang dilaporkan oleh lantaran pihak keluarga merasa malu kekhawatiran akan nasib perkawinan serta kesulitan ekonomi. Di sisi lain, korban yang mengalami kekerasan seksual tersebut akan mengalami trauma terhadap seks atau sebaliknya memiliki ketertarikan terhadap seks dan menjadi pelaku di kemudian hari. Andayani menekankan keluarga perlu melakukan deteksi dini, diantaranya dengan melihat perubahan sikap korban menjadi lebih pendiam dan secara fisik melalui cara berjalan serta mewaspadai kedekatan antara ayah dan anak serta anggota keluarga lain ketika kondisi keluarga tidak sepenuhnya hangat. Pencegahan kekesaran seksual dapat dilakukan dengan pendidikan seksual sejak dini agar anak dapat melindungi diri sendiri dan menjauhkan diri dari tontonan pornografi. [Alifah]