Supra Wimbarti, M.Sc., Ph.D selaku dekan mengapresiasi workshop LCA. Pada forum paperless office (PLO) fakultas, dekan mengatakan acara ini akan thought provoking meski Laina masih kandidat doktor dari Victoria University of Wellington. Ya memang benar, dilihat dari minat peserta – sebagian besar mereka adalah mahasiswa pasca sarjana dan alumni yang mendalami Psikometri.
Haidar Buldan Thontowi, M.A., selaku ketua panitia menjelaskan LCA merupakan teknik analisis statistik yang dapat digunakan untuk mengidenfitikasi sub-sub kelompok yang terobservasi (unobservable subgroups) di dalam populasi. Pada dasarnya, LCA bekerja dengan cara menemukan kasus-kasus yang berkaitan (latent classes) dari data kategorial multivariate. Secara praktis, LCA dapat dimanfaatkan oleh peneliti psikologi untuk memetakan sub-sub kelompok dalam populasi secara bottom-up dengan menggunakan data kategorial. Salah satu contohnya adalah pengembangan tipografi kepribadian.
"LCA ini menarik sekali, soalnya kita bisa melihat kelompok-kelompok/kelas-kelas yang tidak dapat terungkap dari teknik-teknik analisis yang saya pelajari sebelumnya. Seru juga kalau saya bisa mencari tahu macam-macam profil koruptor di Indonesia.", cetus Niken Rarasati, S.Psi salah satu peserta.
Sebagai tambahan informasi, Laina menggunakan MPlus. Perangkat lunak tersebut dapat diunduh di situs web www.statmodel.com.