Psikolog Muda Indonesia Melintas Batas


Riset Kesehatan Dasar 2007 menunjukkan adanya problem kesehatan mental yang masih membutuhkan perhatian. Prevalensi nasional gangguan jiwa berat di Indonesia adalah 0,5%. Sementara prevalensi nasional Gangguan Mental Emosional Pada Penduduk Umur ≥ 15 tahun adalah 11,6%. Meski profesional kesehatan mental dan layanan kesehatan mental telah tersedia di Indonesia, World Health Organization menyatakan bahwa diskrepansi antara kebutuhan dan layanan kesehatan mental yang diperoleh masyarakat (treatment gap) masih berada di atas angka 75%. Dengan kata lain, baru seperempat dari masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan mental benar-benar mendapatkannya.

Membaca kondisi tersebut, para psikolog muda dari Magister Psikologi Profesi Angkatan 8, Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada, menyadari perlunya melakukan hal yang melampaui batas sistem pendidikan yang ada. Para psikolog muda ini berinisiatif menciptakan peluang belajar di luar pendidikan profesi yang ada. Centre for International Mental Health (CIMH), University of Melbourne, menjadi tempat belajar yang dianggap paling tepat. Apalagi dengan Melbourne sebagai kota dengan system kesehatan mental yang mapan. Semangat para psikolog ini dibungkus dengan tema “Psikolog Muda Indonesia Melintas Batas”

Inisiatif ini mendapat sambutan yang sangat baik dari Fakultas Psikologi UGM maupun CIMH University of Melbourne. Serangkaian kegiatan dalam tajuk “Intensive Course in Mental Health: Integrating Psychology into Primary Care” selanjutnya disusun dengan bantuan Diana Setyawati, M. Sc., dosen Fakultas Psikologi UGM sekaligus PhD Candidate di University of Melbourne. A/ Prof. Harry Minas selaku direktur CIMH bersama pakar kesehatan mental lainnya juga mendukung penuh dan antusias menyambut program tersebut. Berbagai materi mengenai kesehatan mental disampaikan dengan epic oleh berbagai ahli di bidangnya, yaitu A/ Prof. Harry Minas, A/ Prof. Grant Blashki, Dr. Ruth Wraith, Dr. Erminia Collucci, Dr. Risuko Kokuma. Selain mendapatkan materi, para Psikolog Melintas Batas ini pun berkesempatan untuk mempresentasikan program CPMH dengan dimoderatori oleh Dr. Krishna Hort. Sebagai pelengkap kegiatan, rombongan pun berkesempatan untuk melihat langsung bagaimana St. Kilda Super Clinic dan Beyond Blue Organization bergerak untuk memberikan layanan kesehatan mental di Australia.

Program yang terealisasi pada tanggal 13-17 Mei 2013 ini telah melalui proses persiapan selama kurang lebih satu tahun, baik persiapan yang bersifat administratif, konten kegiatan, maupun finansial. Proses yang tidak singkat tersebut pada akhirnya membuahkan hasil yang melampaui ekspektasi. Sebanyak 18 mahasiswa didampingi 5 orang dosen mendapatkan materi di luar pendidikan Magister Psikologi Profesi yang penting bagi pengembangan sistem kesehatan mental Indonesia ke depan. Proses diskusi juga menghasilkan sejumlah poin evaluasi dan rekomendasi untuk pendidikan profesi calon psikolog di Indonesia.

Mengutip pernyataan yang disampaikan oleh Prof. Harry Minas, bahwa tanggung jawab seorang psikolog klinis atau professional kesehatan lainnya tidak hanya terbatas pada pasien atau klien yang ditemui di ruang praktik saja, melainkan masyarakat Indonesia secara umum. Untuk itu, sebagai tindak lanjut program, para psikolog muda yang telah melintas batas ini bermaksud mendiseminasikan dan menularkan semangat perubahan positif demi masyarakat Indonesia yang sehat mental. Pada akhirnya, kita layak berharap apa yang dilakukan para psikolog muda ini menjadi satu langkah di antara langkah-langkah lain yang dilakukan di berbagai tempat yang berkontribusi atas perjalanan menuju system layanan kesehatan mental Indonesia yang lebih baik.