Tim Palapa Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada berhasil memboyong kejuaraan Psycho Battle UMM 2013. Juara satu diraih oleh tim Palapa 1 terdiri dari Triadi Imron Rosyadi, Taufik Akbar Yunanto, Irfan Halim. Selain itu, Tim Palapa 2 juga tampil sebagai juara 2. Palapa 2 terdiri dari Adelia Khrisna Putri, Ismi Nur Arifah, Tika Faizatul Munawarah.
Universitas Muhammadiyah Malang sebagai tuan rumah psycho battle UMM 2013, menyabet juara 3. Cerdas cermat nasional keilmuan Psikologi tersebut mengangkat tema "Become great psychologist with spiritual power for better nation”. Sebuah kompetisi yang mengkaji dasar-dasar teori dan keilmuan psikologi serta prakteknya dalam konteks spiritualitas serta Psikologi Islam.
Universitas Gadjah Mada berhasil unggul atas Universitas Negeri Malang, Universitas Darul Ulum, UIN Jakarta, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Universitas Muhammadiyah Malang. Selama tiga hari dari tanggal 26 sampai 28 April 2013, UGM melewati enam babak cerdas cermat. Empat babak awal berupa “First Recall Test”, “Attention Distraction”, “Mix and Match Phrase Inside”, terakhir “Pauli Wanna be”. Pada babak semi final “Tension and Anxiety Test” masih tersisih lima peserta. Pada babak final “Detect it Short Clip” hanya tersisa dua tim UGM dan satu tim Universitas Muhammadiyah Malang. Akhirnya dewan juri menobatkan dua tim Palapa Fakultas Psikologi UGM sebagai juara satu dan juara dua.
"Kami hanya bisa mengucapkan Alhamdulillah, karena banyak diberi kemudahan dan kelancaran selama proses psycho battle. Jujur kami sangat tidak menyangka bisa menjuari ini bahkan dua tim. Acara (psycho battle) semakin memberi warna dan pengalaman yang sangat besar. Semakin menunjukkan bahwa setiap hal harus dilakukan secara maksimal dan stay optimis", ungkap Adelia. Hal serupa juga diungkapkan oleh Triadi Imron yang menyatakan bahwa, "Kemenangan yang UGM raih bukanlah semata-mata nilai prestisius semata, namun harus dikembalikan pada semangat pengembangan ilmu psikologi yang berbasis pada kesejahteraan sesuai konteks budaya dan kepercayaan masyarakat di Indonesia serta menyadari bahwa Indonesia membutuhkan banyak solusi hari ini.”