Steffira Anjani Ikuti HUFS Spring Exchange Program

Steffira Anjani, mahasiswi Psikologi Universitas Gadjah Mada menelurkan prestasi melalui program pertukaran mahasiswa di Korea. Program tersebut merupakan kerja sama Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan Hankuk University of Foreign Studies (HUFS). Awal tahun 2013 merupakan kali pertama bagi UGM melalui Office of International Affairs (OIA) mengirim 4 orang mahasiswanya ke HUFS.

Hankuk University of Foreign Studies merupakan universitas yang berada di Dongdaemun, Imun-ro, Seoul, Korea Selatan. HUFS sendiri memiliki spesialisasi dalam bidang foreign studies oleh karena itu terdapat banyak kerja sama dengan negara-negara dari seluruh penjuru dunia.

Selama satu semester musim semi, Steffira mengambil khursus bahasa Korea dan beberapa mata kuliah yang ditawarkan. Berhubung tidak terdapat jurusan psikologi, Steffira akhirnya memutuskan untuk cross-disiplinary dengan mengambil matakuliah educational administration and school management serta public administration.

“Ternyata keputusan saya mengambil mata kuliah tersebut benar-benar tepat. Administration mungkin kurang begitu populer di Indonesia, tapi di sini peminat jurusan tersebut cukup banyak. Dengan mengambil educational dan public administration saya dapat mengenal sistem pendidikan dan publik yang dimiliki oleh Korea dengan lebih jelas. Hal ini kemudian memudahkan saya dalam melakukan perbandingan antara sistem yang terdapat di Korea dan Indonesia. Harapannya ilmu yang saya dapatkan ini kelak dapat diaplikasikan ke Indonesia untuk membangun bangsa”, ungkapnya.

Steffira menceritakan pelajaran yang ia dapat selama di Korea. Mulai dari persepsi Pemerintah Korea mengenai tugas mereka yaitu ‘to serve people’ atau untuk melayani masyarakat. Pemerintah Korea berusaha memberikan pelayanan terbaik untuk menyejahterahkan warganya. Bahkan dalam usaha untuk mencari solusi tersebut, para dosen-dosen sering kali menyumbangkan pikiran mereka melalui penelitian dan diserahkan kepada pemerintah. Di Korea terdapat kurang lebih 95,000 pekerja pemerintah yang melayani 49,800,000 penduduk Korea Selatan. Perbandingan secara sederhana adalah satu pekerja pemerintah bertanggung jawab atas kurang lebih 524 warga. Bagi pemerintah Korea hal ini masih belum efektif dan mereka masih terus mengupayakan pemberian pelayanan yang lebih baik. Dari segi pendidikan, Pemerintah Korea Selatan sangat peduli bahkan sampai hal kecil seperti mencarikan tenaga pengajar bagi sekolah-sekolah yang kekurangan guru. Celah perbedaan antara sekolah negeri dan swasta di sini tidak sebesar yang ada di Indonesia.

“Kehidupan di HUFS, luar biasa….. Benar-benar membuka pikiran saya secara pribadi. Kehidupan perkuliahan di sini sangat kompetitif, hal ini jujur membuat saya sangat kaget mengingat life style para pemuda-pemudi Korea yang sangat suka dengan hiburan. Menurut beberapa teman-teman Korea saya, terdapat pantangan bagi orang Korea untuk berada di posisi akhir, minimal mereka harus berada di tengah atau kalau bisa berada di posisi puncak. Oleh sebab itulah, banyak dari teman-teman Korea saya yang biasanya hanya tidur 4-5 jam sehari agar tidak tertinggal dengan yang lain. Jarang mahasiswa yang mengeluh apabila diberi tugas oleh dosen, malah kerjanya maksimal lebih dari yang diekspektasi dosen. Biasanya dosen memberi penghargaan bagi mahasiswa yang melaksanakan tugas dengan baik yaitu dengan mengumumkan nama mereka dan memberikan pujian serta motivasi”, ujar sulung dari dua bersaudara ini.

Steffira lebih lanjut menceritakan suasana akademik di Hankuk University of Foreign Studies. Salah satu tempat yang ia sukai adalah perpustakaannya, dari mulai sistem, kelengkapan buku, pelayanan petugas, dan penataan buku yang sangat rapi. Perpustakaan HUFS memiliki banyak buku, mulai dari buku perkuliahan sampai buku traveling. Perpustakaan buka dari pukul 9 pagi sampai 5 sore, ruang baca terpisah dan dapat diakses selama 24 jam. Peminjaman buku tidak dikenakan biaya dengan batas waktu 2 minggu. “Tidak heran kalau banyak orang Korea yang suka membaca karena memang atmospherenya sangat mendukung untuk menikmati bacaan tersebut”, imbuhnya.

“Saya sangat bersyukur dapat mencicipi pendidikan internasional yang merupakan sebuah impian saya sejak dahulu. Saya pribadi pribadi berharap agar pengalaman saya ini dapat memotivasi diri sendiri dan teman-teman untuk berkontribusi bagi bangsa. Mengutip kata-kata dari Steve Jobs,” Stay hungry. Stay foolish.” Kita sebagai generasi muda semoga tidak mudah merasa puas dan tetap terus beruasaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik”, pungkas mahasiswi Fakultas Psikologi UGM angkatan 2010 ini.