Berta menjadi 1 dari 5 mahasiswa UGM yang terpilih untuk mewakili Universitas dan Indonesia (serta 20 mahasiswa se-ASEAN dan Cina program undergraduate exchange) untuk mengalami perkuliahan di negara-negara Eropa selama 1 semester. “Aku senang disini, di sini dosen sangat dekat dengan mahasiswa, mereka juga bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi pasca kuliah berakhir dan sangat terbuka dalam menerima pendapat mahasiswa. Selain itu, sebelum perkuliahan di semua mata kuliah, mahasiswa selalu diminta untuk membaca jurnal-jurnal yang diunggah oleh dosen di Nestor (semacam sistem informasi terintegrasi SIT-nya Fakultas Psikologi UGM), sehingga ketika perkuliahan, semua mahasiswa telah memiliki dasar ilmu mengenai materi hari itu yang kemudian ditambah dengan penjelasan dosen secara lebih komprehensif dengan berbagai contoh yang aplikatif, terang Berta.
Berbicara mengenai fasilitas, mahasiswa yang dikenal aktif didalam maupun diluar lingkup kampus ini mengaku fasilitas belajar disini sangat memadai. “Perpustakaan di fakultasku buka sampai pukul 10 malam, bahkan perpustakaan universitas buka sampai pukul 12 malam. Selain itu koneksi internet juga sangat cepat, koleksi literaturnya sangat lengkap, dan Rijksuniversiteit Groningen (RUG) juga langganan banyak sekali jurnal. Belajar di sini sangat menyenangkan dengan atmosfer yang tenang, dan baik di perpustakaan fakultas maupun universitas selalu ramai dikunjungi oleh mahasiswa, yang mengerjakan tugas ataupun hanya sekedar belajar atau membaca buku,” tambah Berta.”
Menyinggung mengenai kota tempat tinggalnya di Belanda, Berta bercerita bahwa Groningen merupakan kota dengan populasi penduduk muda terbesar di Belanda, yakni 1/3 dari populasi penduduk kota Groningen merupakan siswa sekolah dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. “Di sini kota yang ‘muda’, dan aku merasa seperti hidup di Indonesia karena mereka sangat ramah,” tambah Berta.
Bercerita mengenai harapan, Berta berharap sesampainya ia kembali ke Indonesia, ia bisa berbagi cerita dan pengalamannya merasakan perkuliahan di Belanda. “Aku berharap ilmu dan pengalaman yang aku dapat tidak hanya untukku sendiri, tapi juga untuk semua orang yang ingin tahu dan belajar. Aku selalu terbuka untuk berbagi berbagai hal yang beruntung bisa aku dapatkan dari beasiswa ini, jelas Berta. Ia juga tidak sabar ingin kembali meneruskan “perjuangannya yang belum selesai” di UGM. “Aku ingin segera menyelesaikan skrisi, kembali menjemput impian serta bersiap memberikan kontribusi yang lebih bagi UGM dan juga Indonesia,” tutupnya.