Transpersonal Psychology: Ketika Timur dan Barat Bertemu

Kwartarini Wahyu Yuniarti, M.Med. Sc., Ph.D merupakan dosen Fakultas Psikologi UGM serta praktisi psikologi transpersonal. Beliau secara konsisten mempelajari dan mengaplikasikan psikologi transpersonal, salah satunya melalui seminar dan workshop. Bulan Mei lalu, beliau mengadakan “Psychospiritual Integrated Healing Therapy”.

Psikologi transpersonal sendiri merupakan ilmu baru di psikologi. Psikologi transpersonal dikembangkan berdasarkan pada komponen manusia yaitu body, mind, soul, dan spirit. Apabila terapi psikologi lain lebih banyak mengubah aspek-aspek yang dapat diamati, makapsikologi transpersonal berusaha untuk mengungkap ranah yang lebih dalam, yaitu jiwa. Psikologi transpersonal dapat dikatakan sebagai perpaduan ilmu psikologi dan bidang spiritual.Walaupun ilmu baru, menurut Kwartarini Wahyu Yuniarti, M.Med. Sc., Ph.D psikologi transpersonal sudah menjadi salah satu mazhab atau aliran besar di psikologi.

Di awal acara “Psychospiritual Integrated Healing Therapy”, beliau dengan terampil mengajak seluruh peserta untuk saling membuka diri dan melakukan building rapport. Di sesi perkenalan awal ini beliau mengajak peserta untuk berbagi cerita mengenai motivasi hidup masing-masing. Peserta juga diajak untuk berlatih pernapasan dan relaksasi. Penggunaan relaksasi sendiri tidak terbatas hanya di psikologi transpersonal. Hampir semua tipe terapi psikologi memiliki unsur relaksasi.

Terapi transpersonal psikologi oleh dosen yang mengambil studi S3 di Universitat Hamburg Jerman ini menekankan mengenai mindfullness dan full-awareness. Beliau mengatakan,”Full-awareness itu lepas dari konsentrasi itu sendiri, sehingga balancing terjadi.” Sedangkan mindfullness merupakan bagaimana individu sadar penuh akan sekelilingnya. Sadar dengan tidak memaksa pikiran untuk berkonsentrasi, tetapi dengan let it flow.

Wanita asal Semarang kelahiran 29 Juni tergerak menggeluti bidang psikologi interpersonal sejak lama. Pasalnya,bidang psikologi ini cukup spesial. Penanganan aspek emosi dan kognitif yang tidak dikehendaki oleh individu seperti perasaan marah, sedih, kecewa, dan pikiran negatif tidak serta merta di-counter. Menurut psikologi transpersonal, akan lebih baik apabila individu mengakui dan mengijinkan emosi dan pemikiran tersebut ada. Asumsinya adalah tidak ada emosi dan pikiran yang negatif atau tidak baik. Hal itu hanya label dari manusia. Proses ini termasuk dalam konsep full-awareness dimana individu sadar penuh dengan apa yang terjadi dalam diri.

Psikologi transpersonal mengakui masing-masing sisi spesial individu, berupa nilai-nilai hidup, prinsip hidup, pemaknaan dari kejadian di masa lalu, agama, serta keyakinan. Penekanan pada aspek spiritual personal masing-masing individu inilah yang membuka aliran psikologi transpersonal, dimana timur dan barat bertemu.