Melalui penelitian yang mengantarkannya meraih gelar doktor pada Mei lalu, Bagus Riyono berhasil menemukan teori baru tentang motivasi manusia yang diberi nama Teori RUH. Teori ini menjelaskan dinamika hubungan tiga variabel yang menentukan besarnya kekuatan motivasi seseorang (F), yaitu risiko atau
risk (R), ketidakpastian atau
uncertainty (U), dan harapan atau
hope (H) . Interaksi ketiga variabel tersebut dapat dijabarkan melalui model matematika F = (R-U)
² x H. Dosen Bagian Industri dan Organsisasi Fakultas Psikologi UGM ini menjelaskan bahwa harapan (H) merupakan unsur terpenting sebuah motivasi. Ketika H bernilai 0 maka motivasi pun juga bernilai 0. Sementara risiko dan ketidakpastian akan saling berinteraksi yang menimbulkan beberapa kondisi, antara lain: ketidakpastian yang memuncak akan menjelma menjadi risiko dan berubah menjadi penghambat motivasi. Selain itu, bila tak ada risiko secara otomatis akan berakibat pada tidak adanya ketidakpastian.
Bagus menggunakan Teori RUH untuk menganalisis kebelummajuan bangsa Indonesia. Menurutnya, keadaan masyarakat yang miskin dan pemerintah yang masih belum stabil dan bersih sama-sama sangat memprihatinkan. Masyarakat miskin berada pada kondisi psikologis learned helplesness. Sementara pemerintah berada kondisi yang sangat nyaman sehingga cenderung lengah dan lupa. Keadaan tersebut tidak memacu kuat motivasi sehingga menimbulkan F yang kecil.
Ayah empat anak ini menyarankan agar jargon yang selama ini diagung-agunkan bangsa Indonesia -"tanah yang subur bagai kolam susu," "negara yang kaya sumber salam," "bangsa yang ramah"- digantikan oleh jargon yang lebih berpotensi memperbesar kekuatan RUH. Jargon tersebut antara lain "bangsa yang pantang menyerah" atau "bangsa yang menjunjung tinggi kemerdekaan".