Mahasiswa telah diberi peluang untuk mengikuti kegiatan dalam kampus maupun di lingkungan masyarakat luar kampus. Pembinaan kemahasiswa telah sedemikian rupa "dijalankan", sehingga mahasiswa memiliki media untuk mengembangkan bakat dan minat serta berprestasi dalam berbagai hal. Pun demikian, jumlah lulusan perguruan tinggi yang tidak mampu bekerja atau menciptakan pekerjaan dari waktu ke waktu semakin bertambah yang berakibat peningkatan angka pengangguran. Yang lebih mengenaskan, kadang dalam diri mahasiswa, terdapat sikap yang belum mengerti tanggungjawab, kurang mampu berkomunikasi, dan kurang dapat bekerjasama dalam tim, serta cenderung pragmatis.
Permasalahan di atas mendorong Drs. Suroso, MS untuk meneliti peranan pengasuhan orangtua,pembinaan kemahasiswaan, dan aktivitas-aktivitas yang dilakukan terhadap performansi ideal mahasiswa. Dijelaskan oleh bapak dari dua anak ini, yang dimaksud performansi ideal adalah sebagai pelaksanaan suatu atau serangkaian tugas dengan orientasi seperti yang diidam-idamkan, mampu menghadapi persaingan global.
Drs. Suroso, MS mengambil sampel penelitian mahasiswa sebanyak 500 orang, terdiri dari mahasiswa berprestasi, dan subjek pembanding yang terdiri dari tokoh, mahasiswa aktivis, dan mahasiswa non aktivis. Penelitian dilakukan di Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Timur yang lolos 15 besar mahasiswa berprestasi tingkat nasional tahun 2007 dan 2008.
Dalam ujian promosi doktor di Auditorium Fakultas Psikologi UGM pada 21 Maret 2011, Drs. Suroso, MS memaparkan hasil penelitiannya, di antaranya pengasuhan orangtua, pembinaan kemahasiswaan, dan aktivitas-aktivitas yang dilakukan, secara bersama berperan terhadap performansi ideal pada mahasiswa berprestasi, tokoh, mahasiswa aktivis, maupun mahasiswa non aktivis. Performansi dan perbedaan pengasuhan orangtua, pembinaan kemahasiswaan, maupun aktivitas yang dilakukan pada mahasiswa berprestasi lebih ideal daripada tokoh, mahasiswa aktivis, maupun mahasiswa non aktivis. Sebagai contoh pengasuhan orangtua otoritatif sudah terbukti menghasilkan anak yang lebih asertif, bertanggungjawab secara sosial, mampu mengatur diri, dan kooperatif.
Drs. Suroso, MS berhasil mempertahankan disertasinya di depan dewan penguji dengan hasil memuaskan dan menjadi doktor Universitas Gadjah Mada ke 1355. Dewan penguji terdiri dari Dekan Fakultas Psikologi UGM, Prof. Dr. Faturochman, MA , Prof. Drs. Koentjoro, MBSc, Ph.D (Promotor) , Prof. Dr. Asmadi Alsa (Ko-promotor), Dr. Yapsir G. Wirawan, MA (Ko-promotor), Prof. Dr. Th. Dicky Hastjarjo, Prof. Dr. Amitya Kumara, MS, Dr. Supra Wimbarti, M.Sc , Dr. Bagus Wismanto, M.Si.