Pembukaan Kelas COMPRE CLSD

Jumat (8/10) Center for Life-span Development (CLSD) membuka acara kelas COMPRE (Contemporary Methods and Community-led Lifespan Development Research). Acara ini merupakan rangkaian pelatihan Photovoice dan praktik penelitian yang dipimpin oleh masyarakat (Community-led Research) bagi peserta yang berkomitmen mengikuti acara ini dari awal sampai akhir.

Acara ini dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai pukul 12.30 WIB, kemudian dilanjutkan pukul 13.00 hingga pukul 15.00 WIB. Peserta dalam acara ini adalah 24 orang yang terdiri dari akademisi, guru, dan penggiat komunitas yang berdomisili di Yogyakarta.

Pemateri pada acara pembukaan ini adalah T. Novi Poespita Chandra, S.Psi., M.Si., Ph.D., Psikolog, dosen Fakultas Psikologi UGM sekaligus konseptor Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM). Dalam paparan materinya itu Novi mengulas tentang filosofi penelitian yang dipimpin masyarakat (Community-led Research) dan etika penelitian yang ada di dalamnya.

Pada awal pemaparannya di sesi pertama, Novi memberikan materi yang banyak menekankan tentang sense of urgency. Novi mengaitkan tentang teori-teori psikologi dengan fenomena yang sedang terjadi di kehidupan sehari-hari sekarang ini. Dengan hal itu peserta diajak untuk berpikir kritis dan introspektif.

“Karena saya meyakini sesuatu knowledge apapun itu kalau tidak didasari dengan reasoning why, itu menjadi kita tidak tahu substansinya untuk apa,” jelas Novi.

Pada sesi pertama Novi memutarkan video tentang perubahan perilaku dan pergeseran nilai pada manusia. Hal itu disebabkan karena berkembangnya teknologi dan ditemukannya alat-alat yang kinerjanya mampu melayani manusia dalam mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Di balik kemudahan yang tersedia itu juga memberikan dampak semakin hilangnya kebutuhan konektivitas, yaitu interaksi langsung sesama manusia.

“Kita seolah-olah terhubung, terkoneksi dengan lebih cepat di dunia yang lebih luas. Tetapi kita justru tidak punya keterhubungan dengan orang-orang di dekat kita,” ujar Novi.

Dalam penelitian berbasis masyarakat atau Community-led Research, semangat konektivitas dan kebersamaan sangat dijunjung tinggi. Novi menjelaskan bahwa untuk mewujudkan perubahan menuju ke arah yang lebih baik, usaha yang dilakukan secara bersama-sama dengan masyarakat akan membawa dampak yang lebih luas dan berkelanjutan. Oleh sebab itu peneliti harus mempunyai kesadaran untuk bisa mengajak masyarakat dalam menjalankan risetnya.

“Seolah-olah kita masih mempunyai pemikiran, seperti pemikiran saya terdahulu, bahwa penelitian itu hanya milik orang-orang akademisi. Padahal penelitian itu adalah sebuah cara pikir,” jelas Novi semabri menekankan bahwa cara pikir ini boleh dan bisa dimilikii oleh siapapun baik masyarakat akademis dan non-akademis.

Pada sesi kedua Novi banyak mengulas tentang metodologi penelitian dan prinsip etika penelitian terutama jika penelitian itu dilakukan bersama dengan anak-anak. Di samping itu Novi juga memberikan contoh-contoh penelitian yang melibatkan anak sebagai aktor sosial.

Tags: clsd