Salah satu sosok yang mewakili Yogyakarta adalah Kurnia Tri Utami. Ia merupakan mahasiswi aktif Psikologi angkatan 2008. Perempuan yang akrab dipanggil dengan Uut ini terpilih sebagai finalis Duta Bahasa 2010. Bersama dengan puluhan kontestan yang lain, ia harus menjalani karantina selama seminggu di Djakarta. Banyak kesan menarik dan pengalaman yang didapat selama karantina, walaupun gelar juara belum dapat dibawa pulang.
Seperti dikutip dalam situs resmi Padmanaba “Kami selalu melakukan kegiatan bersama, hal itulah yang membuat kami 20 pasang finalis dari provinsi se-Indonesia menjadi dekat, meskipun kami bersaing untuk mendapatkan yang terbaik. Hingga perpisahan tiba, suasana haru pun menyelimuti, rasanya tidak ingin berpisah dengan mereka semua. Bayangkan saja, kapan lagi kami bisa berkumpul dengan teman-teman dari provinsi lain di seluruh Indonesia, kalau bukan karena ada suatu momen,” ujar mahasiswa Psikologi UGM yang juga berprofesi sebagai penyiar radio ini.
Perempuan kelahiran 21 tahun silam ini mengaku mendapat kosakata bahasa Indonesia yang baik dan benar, seperti microphone dengan pelantang, snack dengan kudapan, download dengan unduh, upload dengan unggah, dan banyak lagi. Ia juga menambahkan bahwa bahasa Indonesia berperan penting dalam menyatukan bangsa ini. Hal tersebut dapat kita lihat dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia.
“ Kita boleh saja mempelajari bahasa asing, namun tetap tidak melupakan bahasa nasional. Jangan sampai peran bahasa Indonesia ini tergeser dengan bahasa asing yang lain,” tutupnya.
Bangsa Indonesia sangat beragam, dari Sabang hingga Merauke memiliki corak dan bahasa yang berbeda. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat untuk pemersatu Bangsa ini. Meskipun kita belajar bahasa asing namun kita tetap harus melestarikan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Itulah pesan yang ingin dia sampaikan melalui ajang Duta Bahasa 2010 ini.