Selasa (3/8) Center for Lifespan Development (CLSD) UGM mengadakan acara Opening and Lecture Day #1 Online Summer Course on Disability And Lifespan Development: Indonesia and Global Perspectives. Acara ini merupakan pembukaan rangkaian acara summer course yang dilaksanakan di bulan Agustus 2021.
Acara dilaksanakan dari pukul 16.30 WIB hingga 19.00 WIB. Acara ini dihadiri oleh 147 peserta dari berbagai negara.
Pada awal acara panitia menayangkan video profil tentang UKM Peduli Difabel UGM. Organisasi ini berfokus pada penyandang disabilitas dan berusaha membangun dan menciptakan lingkungan yang inklusif di kampus Universitas Gadjah Mada.
Acara dibuka oleh Prof. Dr. Faturochman, M.A. selaku Dekan Fakultas Psikologi UGM. Dalam kata sambutannya Fatur mengapresiasi acara ini karena memberikan dampak yang positif bagi kesadaran inklusif, kesetaraan, dan kebahagiaan bersama.
Acara ini diisi oleh pemateri profesor bidang studi disabilitas dan pendidikan School of Education, University of Sheffield, Prof. Dan Goodley, Ph.D. B.Sc (Hons), dan dimoderatori sekaligus dibuka oleh Kepala Unit CLSD, Elga Andriana S.Psi., M.Ed, Ph.D. Dalam pemaparannya presentasinya yang berjudul “Who’s allowed to be Human?” Dan Goodley mengajak peserta untuk merenungkan kembali hak asasi manusia pada penyandang disabilitas yang sering terabaikan.
Pada awal pemaparan materinya, Dan Goodley mengajak peserta acara memikirkan kondisi penyandang disabilitas dalam masa pandemi Covid-19. Di saat semua orang berjuang susah payah menyelamatkan hidupnya, penyandang disabilitas mengalami dampak yang signifikan.
“Who’s allowed to be human?” merupakan pertanyaan satir yang terdapat dalam buku terbaru Dan Goodley yang berjudul Society Now: Disability and Human Questions. Dalam pemaparannya, Dan Goodley memang banyak menceritakan isi buku terbarunya ini yaitu tentang bagaimana manusia modern memposisikan penyandang disabilitas di zaman yang teknologi dan media informasinya sudah banyak berkembang. Dalam bukunya itu Dan Goodley mengungkapkan bahwa pekerjaan dan pendidikan seringkali dibangun dengan mengecualikan penyandang disabilitas.
Dan Goodley mengungkapkan bahwa di setiap era terjadi diskriminasi tidak hanya dialami oleh penyandang disabilitas saja. Perbedaan ras dan warna kulit seringkali juga menjadikan perlakuan dan anggapan yang tidak sama.
Seiring berjalannya waktu dan perubahan kondisi politik, ekonomi, dan sosial, diskriminasi semakin dikikis karena tidak sesuai dengan semangat humanisme. Hal itu juga menjadi angin segar bagi penyandang disabilitas untuk mendapatkan hak yang setara.
Acara pembukaan summer course ini berjalan sangat lancar. Pemateri dan peserta saling memberi tanggapan dan bertukar pikiran tentang dinamika penyandang disabilitas di masing-masing negara tempat mereka tinggal.