Wiwiek Sulistyaningsih Berhasil Meraih Gelar Doktor

Situasi sulit selama masa konflik di Aceh telah menimbulkan kerugian dan kemunduran yang sangat besar di berbagai bidang, terutama kesehatan mental masyarakat sebagai dampak psikologis dari sebuah konflik. Hal ini menggugah Wiwik Sulistyaningsih untuk berusaha memulihkan trauma psikologis. Sehingga, ia mencoba membuat penelitian “Pengaruh Pelatihan Resiliensi dan Penyuluhan untuk Menurunkan Trauma Psikologis dan Meningkatkan Empati pada Guru di Kabupaten Aceh Selatan”. Pada tanggal 2 Juli 2009, penelitian ini mampu menempatkan Wiwik Sulistyaningsih staff akademika Universitas Sumatera Utara sebagai Doktor UGM ke-1083.

Dalam penelitiannya Dr. Wiwik Sulistyaningsih menemukan bahwa terdapat perbedaan penurunan trauma psikologis antara subjek yang mendapat pelatihan resiliensi dengan subjek yang mendapat penyuluhan trauma psikologis dan kelompok kontrol. Subjek yang mendapat pelatihan resiliensi menunjukkan penurunan trauma psikologis yang lebih besar daripada subjek yang mendapat penyuluhan trauma psikologis dan subjek di kelompok kontrol. Di samping itu, Dr. Wiwik Sulistyaningsih juga menemukan adanya perbedaan peningkatan empati antara subjek yang mendapat pelatihan resiliensi dengan subjek yang mendapat penyuluhan trauma psikologis dan kelompok kontrol. Subjek yang mendapat pelatihan resiliensi menunjukan peningkatan empati yang lebih tinggi daripada subjek yang mendapat penyuluhan trauma psikologis dan subjek di kelanpok kontrol.

Ujian tersebut berlangsung selama kurang lebih satu setengah jam didampingi oleh Prof. Dr. Endang Ekowarni selaku promotor, Prof. Dr. Kusdwiratri selaku ko-promotor, Drs. Subandi, MA, Ph.D selaku ketua dan Prof.Johana E. Prawitasari, Ph.D, Prof. Dr. Sartini Nuryoto, Prof. Dr. Asmadi Alsa, Dr.Sofia Retnowati, MS. dan Dr. M.G.Adiyanti, MS. selaku dewan penguji.

Berita terkait  dapat dilihat di sini