Seminar Nasional “Psychology Of Nation”: Sebuah Sumbangan Psikologi dalam Pembangunan Identitas Kebangsaan

Seminar Nasional “Psychology of Nation” dilaksanakan pada hari Minggu, 24 Mei 2009, bertempat di Auditorium G-100 Fakultas Psikologi UGM. Seminar yang dibuka pada pukul 08.10 ini secara garis besar membahas mengenai bagaimana peran psikologi dalam pembangunan identitas kebangsaan dan mewujudkan “unity in diversity”, terkait pula dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei 2009 lalu.

Acara ini dibuka dengan penampilan dari tim musik Keluarga Rapat Sebuah Teater (KRST) yang membawakan lagu Laskar Pelangi dan Medley Lagu – lagu Jawa, kemudian disusul dengan pengumandangan Indonesia Raya oleh seluruh hadirin, dipimpin oleh Immanuel Yosua, mahasiswa Psikologi UGM angkatan 2006. Usai pembawaan lagu – lagu tersebut yang diharapkan mampu membangun semangat kebangsaan, Ketua Lembaga Mahasiswa (LM) Psikologi UGM kemudian memberikan sambutan singkat, yang disusul dengan sambutan dari Drs. Haryanto, M.Si. selaku Direktur Kemahasiswaan UGM sekaligus dosen di Fakultas ini.

Inti acara seminar ini dibuka oleh keynote speaker yang juga Dekan Fakultas Psikologi UGM , yaitu Prof.Dr.Faturochman,MA. Ia menekankan mengenai pentingnya integrasi (mengembangkan kelompok sendiri dengan tetap menjalin komunikasi dengan kelompok lain), dalam rangka mewujudkan semboyan “unity in diversity”. Materi inti kemudian dibuka oleh Drs. Helly P.Soetjipto,MA selaku moderator, yang mengantarkan peserta kepada pemateri kunci, yakni Prof.Djamaludin Ancok,Ph.D, dan Margareth R.

Prof.Djamaludin menekankan pembangunan semangat kebangsaan dari perspektif sosial, yaitu bahwa bangsa Indonesia akan tetap eksis jika memegang teguh persatuan. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan contoh tindakan seperti memahami budaya lain, melakukan manajemen konflik, hingga menyadarkan pemerintah untuk tidak melakukan  diskriminasi dalam birokrasi. Sedangkan Margareth lebih menekankan dari perspektif potensi transpersonal. Di sini ia mengungkapkan bahwa dengan mengetahui self diri, maka seseorang akan mengetahui pula potensi dirinya. Sehingga, ketika suatu bangsa mengetahui self-nya, maka akan diketahui pula potensi dari bangsa tersebut. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, yang disusul dengan pemberian kesimpulan oleh Pak Helly. Ia menegaskan bahwa bangsa ini bisa berkembang jika individu-individu di dalamnya tahu potensi yang ia miliki dan mampu mengembangkannya.

Setelah itu, peserta dipersilakan menulis saran dan kritik pada kertas yang telah disediakan, dilanjutkan dengan pemberian kenang – kenangan kepada pembicara dan moderator, kemudian disusul dengan pembagian doorprize oleh MC. Seminar ini resmi ditutup pada pukul 12.10 dengan iringan lagu Sinaran yang dibawakan oleh tim musik KRST.