‘Duta Bahasa’ Pilihan Depdiknas

Jakarta Dua Mahasiswa Universitas GadJah Mada (UGM), Dhinar Argo Dhumadi mahasiswa Fakultas Budaya Jurusan Sastra Perancis UGM semester I dan Analisa Widyaningrum mahasiswi semester III Fakultas Psikologi UGM berhasil menggondol predikat ‘Duta Bahasa’ yang diadakan Pusat Bahasa Depdiknas dalam rangka Peringatan Bulan Bahasa dan Pencanangan Tahun Bahasa. Keduanya ini merupakan pasangan, karena pemilihan ‘Duta Bahasa’ ini diwakili laki-laki dan perempuan dari berbagai macam perguruan tinggi.

Usai menerima penghargaan dari Mendiknas Bambang Sudibyo, keduanya mengaku sangat bahagia menerima penghargaan ini, karena selain mendapatkan uang tunai Rp 7 juta per orang, mereka juga menerima piagam dan nilai yang tidak dapat dihargai lagi yakni sebuah prestasi.

 Menurut Dhinar yang disetujui Ana prestasi ini tidak diperolehnya dengan gampang, karena ada 50 pasangan dari berbagai perguruan tinggi lainnya yang kesemuanya pandai, berbakatl dan berpeluang untuk juara.

"Saya sebenarnya tidak yakin juara karena pesaing dari Bali, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat merupakan wakil-wakil yang bagus dan layak diperhitungkan" ujar Ana. Ana bercita-cita menjadi psikolog, sementara Dhinar bercita-cita menjadi diplomat.

Dalam Sambutannya kepala Pusat Bahasa Dendy gono mengatakan dalam rangka Tahun Bahasa ini, diadakan berbagai macam kegiatan yakni pemberian penghargaan kepada tokoh herbahasa Indonesia yang baik dan benar yakni Dien Syamsudin, Marie Elka Pangestu, Meutia Fadia Hatta, Anas Urbaningrum dan Maudi Kusnaedy.

Selain itu juga ada beberapa penghargaan yakni Pengajaran Bahasa Indonesia di luar negeri oleh Ulrich Kratz, Tokoh Pelestari Bahasa dan Sastra Daerah Suryatati A Manari Willota Tanjung Pinang, juga ada penghargaan Adibahasa yang dimenangkan oleh Propinsi Jawa Timur. Penggunaan Bahasa di Media Massa Cetak dimedia dimenangkan Koran Tempo.

Dendy juga yakin masyarakat Indonesia khawatir dengan melihat pergeseran penggunaan Bahasa Indonesia di kalangan anak muda, hal itu  dikarenakan tuntutan dunia kerja yang semakin diperlukan insan yang cerdas dan kreatif/inovatif, serta berdaya saing, baik lokal maupun nasional, untuk itu diperlukan keseimbangan penguasaan bahasa ibu (bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing yang berdaya saing global.

Sedangkan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo mengharapkan kepada semua pihak untuk berbagai keperluan masyarakat pendukungnya, dalam kehidupan masa kini ataupun masa depan, sehingga mutu penggunaan Bahasa Indonesia semakin kelihatan. ( Dilangsir dari Harian Kedaulatan Rakyat )