Program Doktor Ilmu Psikologi UGM selama lima hari (22-26/03) menyelenggarakan Kursus Intensif “Perkembangan Mutakhir dalam Penelitian Psikometrika”. Acara yang diikuti oleh 89 peserta ini dibuka oleh Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D selaku Ketua Program Studi Doktor Ilmu Psikologi. Melalui sambutannya, Rahmat menyampaikan bahwa kehadiran partisipan dari berbagai latar belakang pendidikan dan lembaga, diharapkan dapat memunculkan pertukaran pemikiran, inspirasi, wawasan, dan pengetahuan.
Hari pertama kursus ini diisi oleh Dr. Rachmawati, M.Ed. pada pukul 08.00 WIB. Rachmawati menyampaikan materi dengan tema “Implementasi Teknologi dalam Asesmen Nasional”. Melalui tema tersebut, Rachmawati memaparkan bahwa dunia psikometri yang dianggap sangat rigid, khusus, dan spesifik, saat ini sudah mulai digunakan secara luar biasa, “Masanya sudah datang di Indonesia, data sudah tersedia, teknologi ada, kegunaannya pun jadi critical dan urgent. Jadi, Bapak dan Ibu yang saat ini sedang menempuh studi yang bergelut di bidang psikometri jadi punya kanal untuk melakukan penelitian dan berkarya”, ujar Rahcmawati.
Pada sesi kedua yang diisi oleh Agung Santoso, Ph.D yang dimulai pukul 13.00 WIB. Agung menyampaikan sebuah pemaparan materi dengan tajuk “Longitudinal Item Response Model”. Agung mengatakan bahwa, “Biasanya kalau orang bicara teori di ilmu-ilmu fisik, biasanya teori itu sudah dibuktikan, lalu sudah establish yang didukung oleh banyak riset. Sementara item response, itu lebih mirip ke model. Model untuk menggambarkan kompleksitas-realitas”.
Selanjutnya hari kedua, diawali oleh Whisnu Yudiana, S.Psi., M.Psi dengan topik “Test Equating: Bukan Hanya Jender, Tes juga Harus Setara” yang dimulai pada pukul 10.15 WIB. Pada sesi berikutnya, kursus intensif diisi oleh Sukaesi Marianti, M.Si., Ph.D. & Wahyu Widhiarso, S.Psi., M.A. Acara yang dimulai pada pukul 13.00 WIB mengusung topik “Person Fit: Kadang yang Salah bukan Butir, Orang bisa Juga Salah”.
Kemudian, hari ketiga kembali diisi oleh Wahyu Widhiarso, S.Psi., M.A dengan topik “Rasch Mixture Model: Rasch Model Kini Ada Campurannya”. “Disebut campuran karena analisisnya dicampur dengan rash laten”, jelas Wahyu. Tujuan analisis Rasch adalah untuk mengidentifikasi properti psikometris alat ukur di level butir, tes dan orang, serta untuk mengestimasi parameter butir dan kemampuan/trait individu. Selain Wahyu, acara pada hari ketiga juga diisi oleh Kartianom, S.Pd., M.Pd yang menyampaikan materi tentang “Cognitive Diagnostic Modelling: Apakah Siswa Sudah Mengenal Materi dengan Tepat?”. Menurut Kartianom, ketepatan siswa mengenal materi digunakan untuk memantau dan meningkatkan mutu pendidikan Indonesia yang berkorelasi dengan peningkatan kualitas pembelajaran. “Bagaimana menempatkan peserta didik dalam konteks ranah yang diketahui dan tidak diketahuinya”, terang Kartianom.
Pada hari keempat, acara diisi dengan dua narasumber, yaitu Muhammad Dwi Rifqi Kharisma Putra, S.Psi., M.Sc dengan topik “Dulu Factor Analysis, Kini Mengenal Item Factor Analysis” dan Sukaesi Marianti, M.Si., Ph.D dengan topik “Response Time dalam Pengukuran: Waktu juga memberikan informasi yang berharga”.
Terakhir, pada hari kelima, acara diisi oleh Adiyo Roebianto, S.Psi., M.Si pada pukul 08.00 dengan topik “Test Scoring: Sedikit Melepaskan Diri dari Hegemoni Sum Score”. Sementara pada penutup acara, diisi oleh Prof. Dra. Kwartarini Wahyu Yuniarti, M.Med.Sc., Ph.D dengan topik “Cultural and Linguistic Validation dalam Adaptasi Alat Tes”.
Kursus intensif “Perkembangan Mutakhir dalam Penelitian Psikometrika” merupakan paket kedua, setelah dua pekan sebelumnya Program Studi Doktor Ilmu Psikologi mengadakan kursus intensif “Perkembangan Mutakhir dalam Penelitian Psikologi Klinis”. Tujuan diselenggarakannya acara ini sebagai bentuk penerapan kurikulum tahun 2020 yang lebih berbasis pada pembelajaran riset. Oleh karena itu, paket-paket pembelajaran terstruktur dirancang lebih fleksibel dalam bentuk paket-paket kursus intensif.