Jumat (12/3) Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM mengadakan Kuliah Online dengan mengangkat topik “Non-Suicidal Self Injury (NSSI)”. Sebelumnya, materi ini pernah dibawakan melalui Kuliah WhatsApp (KulWap) yang kemudian kembali dibawakan melalui acara ini dikarenakan kasus di lapangan terkait NSSI semakin banyak. “Jadi, kami dari CPMH ingin mengangkat lagi, kita membuka ruang untuk berbagi dan ruang untuk diskusi, begitu lah kira-kira”, ujar Wirdatul Anisa, M.Psi., Psikolog., selaku salah satu pembicara di kuliah online kali ini. Selain Wirdatul, ada pula Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog. yang juga menjadi pembicara.
Acara kuliah online kali ini dimulai pada pukul 13.00 WIB dan Wirdatul tampil sebagai pembicara yang pertama kali menyampaikan materi. Wirdatul menjelaskan apa itu NSSI, “Nah kalau misalnya kita bicara tentang NSSI, NSSI itu perilaku melukai diri tanpa adanya niat bunuh diri”. Bedanya NSSI dengan self-harm adalah self-harm merupakan perilaku melukai diri yang intensinya untuk bunuh diri, sementara NSSI adalah salah satu hal yang dilakukan untuk mengatasi perasaan-perasaan yang sulit untuk dikelola serta NSSI memang bagian dari self-harm. Selain itu, hal yang perlu dipahami bahwa NSSI bukan diagnosa klinis atau gangguan jiwa, seperti bipolar maupun depresi. Akan tetapi, NSSI merupakan perilaku yang berisiko sehingga membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Selanjutnya, acara ini juga menjelaskan tentang alasan mengapa orang melakukan NSSI, salah satunya adalah regulasi emosi yang kurang baik. “Tetapi, mungkin yang paling mendasar ketika kita berbicara regulasi emosi bagaimana meningkatkannya, itu yang pertama pahami dulu pola emosi kita seperti apa”, jelas Nurul. Sebagian orang, menurut Nurul tidak memahami bahwa orang tersebut mempunya regulasi emosi yang buruk. Hal lain yang juga disampaikan tentang alasan mengapa orang melakukan NSSI adalah dominannya fungsi intrapersonal dibandingkan dengan interpersonal.
Di akhir acara, panitia membuka sesi tanya jawab bagi peserta dan salah satu pertanyaan yang diajukan adalah tentang memberikan bantuan ketika melihat seseorang yang melakukan NSSI, terutama perihal mendengarkan tanpa menghakimi. “Meniatkan diri sebenarnya untuk mendengar itu memahami, sebenarnya apa sih yang dirasakan, apa sih yang sebenarnya dia pikirkan, sehingga muncul pikiran-pikiran seperti itu”, jawab Wirdatul.
Harapan pembicara, ketika topik ini kembali diangkat dapat membuat orang-orang semakin banyak mendapatkan informasi terkait NSSI dan semakin banyak orang yang tahu tentang NSSI. Hal itu bertujuan agar terciptanya lingkungan suportif untuk sama lain.