Kursus Intensif Academic Writing Skills

Dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis ilmiah dalam bahasa Indonesia, Program Doktor Ilmu Psikologi UGM menyelenggarakan Kursus Intensif Academic Writing Skills berlangsung pada Senin (1/3) dan Selasa (2/3) Maret 2021. Acara ini dibagi menjadi empat sesi yang masing-masing mengangkat topik “Menulis Ilmiah itu Mengasyikkan”, “Diagnosis Kemampuan Menulis”, “Proses Menulis” dan “Contoh-Contoh Tulisan Sederhana” yang diisi oleh Drs. Heru Marwata, M.Hum. Melalui acara ini, Heru memberi tantangan pada setiap peserta sekaligus membimbing serta mengoreksi kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh peserta. Selain itu, acara ini juga memberikan banyak sekali ilmu pengetahuan dalam menulis yang bisa terus dilatih agar kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.

Menurut Heru, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan ketika menulis, yaitu kata penghubung, ejaan (EYD/PUEBI), diksi (pilihan kata), kalimat (efektif), paragraf serta tulisan atau karangan. Harapannya, ketika peserta mengenal struktur kalimat bahasa Indonesia, maka mampu menyusun kalimat yang benar dan baik.

Selanjutnya, Heru juga menjelaskan aspek kebahasaan yang berkaitan dengan bagus tidaknya sebuah ide dan seberapa baik ide itu disampaikan. Ada pula aspek keindahan yang didukung oleh pemilihan diksi yang tepat, misalnya menggunakan nada akhiran yang bunyinya sama. Pemilihan diksi dapat dilakukan ketika penulis memiliki banyak pilihan diksi dan memperbanyak pilihan diksi dapat dilakukan dengan cara membaca. Selain itu, pilihan kata/diksi menjadi sangat penting karena mengandung ruh kalimat dan ruh kalimat akan mempengaruhi paragraf. Pilihan kata yang tepat juga akan memengaruhi efektivitas kalimat yang kita susun. “Kalimat sebaiknya habis dibaca satu tarikan nafas”, jelas Heru.

Pada hari kedua, Heru menjelaskan tentang proses menulis dan menunjukkan beberapa contoh tulisan sederhana. Menurut Heru, karya ilmiah dipengaruhi oleh penguasaan dan seberapa paham penulis dengan bahan tulisan, kemampuan menyusun struktur gagasan, cara merumuskan masalah, dan cara menyampaikan tujuan. Selain itu, Heru juga memberikan kiat kepada peserta terkait proses menulis dengan menyarankan membuat kerangka karangan/outline. “Dengan menggunakan kerangka karangan akan membantu penulis dalam mengkoordinasikan gagasan sebelum mulai menulis, memudahkan dalam mencari bahan yang relevan, serta dapat menunjukkan bagian pokok tulisan pada penulis”, kata Heru.

Selain kerangka karangan, pemilihan topik dan judul juga menjadi kiat yang ditawarkan oleh Heru kepada peserta dalam proses menulis. Dalam memilih topik, penulis disarankan untuk memilih topik yang bermanfaat, layak, menarik, dikuasai, kemudahan dalam mendapatkan bahan tulisan, aktual, tidak terlalu luas/sempit, dan representatif. “Topik yang tidak menarik bagi penulis, nantinya akan menjadi beban dan menghambat proses penulisan”, tutur Heru.

Di akhir sesi, Heru menyampaikan bahwa menulis bukan sebuah aktivitas dalam hati, namun sebuah aksi yang harus segera dicoba dan mencoba merupakan ukuran keberanian seseorang. “Untuk mengolah kalimat butuh pengalaman keterampilan-keterampilan yang didapatkan melalui latihan, latihan, latihan”, jelas Heru.