Perkembangan manusia merupakan suatu proses perkembangan yang dialami oleh manusia sepanjang kehidupan. Masa perkembangan manusia diawali sejak berada di dalam kandungan sampai pada masa lansia. Tiap-tiap masa perkembangan yang dialami oleh manusia memiliki karakteristiknya masing-masing. Selain itu, masa perkembangan juga terbagi atas beberapa bagian perubahan, yaitu fisik, sosial-emosional, dan moral.
Perkembangan moral berkaitan dengan bagaimana manusia memahami hidup dan berinteraksi dengan masyarakat yang di dalamnya ada aturan, standar dan nilai yang harus diikuti agar dapat selaras dengan lingkungan. Selain itu, moral merupakan suatu hal yang sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, dimana manusia berinteraksi dengan orang lain membutuhkan suatu nilai, aturan, serta standar yang nantinya akan melahirkan pola kebiasaan. Moral yang juga akan menuntun manusia meyakini mana hal yang boleh, tepat serta tidak melanggar ketika dilakukan. Dikarenakan hal tersebut, perkembangan moral menjadi hal yang menarik dan dipilih oleh Margaretha Maria Shinta Pratiwi, S.Psi., M.A menjadi tema penelitian untuk disertasinya.
“Emosi-moral menjadi suatu yang menarik karena beberapa orang mengenal perkembangan moral lebih kepada aspek kognitif atau cara berpikir. Selain itu, emosi-moral belum banyak disentuh oleh kajian-kajian penelitian di Indonesia. Kalaupun sudah dilakukan, biasanya emosi-moral lebih dikaitkan kepada emosi-moral yang memengaruhi perilaku,” jelas Margaretha.
Lebih lanjut Margaretha menjelaskan emosi-moral merupakan pusat perkembangan yang bisa digunakan mengantisipasi kejadian atau peristiwa yang dapat melanggar moral serta memunculkan interaksi sosial yang positif. Lebih rinci lagi, emosi-moral adalah suatu hal yang muncul sebagai reaksi peristiwa moral yang berkaitan dengan kepentingan atau kesejahteraan orang lain dan tidak terbatas pada diri sendiri. Singkatnya, emosi-moral adalah emosi yang tulus tanpa pamrih karena tidak berkaitan dengan kepentingan diri sendiri.
Penelitian ini menggunakan remaja sebagai partisipannya karena menurut Margaretha, remaja adalah sumber pokok untuk kemajuan ke depan. Apabila remajanya baik, maka remaja tersebut akan menjadi sumber positif untuk keberlangsungan perkembangan bangsa di masa yang akan datang. Selain itu, menurut Margaretha, seorang remaja bisa diarahkan untuk memiliki emosi-moral yang baik dengan catatan orang tuanya juga telah memberikan contoh seperti apa emosi-moral yang baik itu. Apabila remaja memiliki emosi-moral yang baik, maka salah satunya dapat dilihat dari kemampuannya dalam memandang suatu persoalan dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
Secara impilikasi teoritis, penelitian yang dilakukan oleh Margaretha memberikan sumbangan Model Faktor Prediktif Psikososial Emosi-Moral Remaja untuk teori perkembangan moral. Penelitian emosi-moral yang dilakukan oleh Margaretha ini juga berhasil mengantarkannya meraih gelar doktor dari Program Studi Doktor Ilmu Psikologi Universitas Gadjah Mada sekaligus menjadi lulusan doktor ke-5.019 yang dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Margaretha berharap penelitiannya dapat mengurangi anggapan negatif terhadap remaja yang susah diatur dan diajak berbicara, karena remaja sebenarnya bisa diarahkan untuk memiliki emosi-moral yang baik serta dapat menjadi sumber pokok kemajuan suatu bangsa ke depannya.