Kolokium “Psikologi Polisi dan Terorisme“

Dalam perkembangan yang semakin kompleks, penerapan psikologi semakin luas cakupannya. Tidak lagi hanya terbatas pada bidang yang telah populer, seperti Human Resources and Development ( HRD ) sebagai cabang penerapan bidang Psikologi Industri dan Organisasi, penerapan dalam bidang klinis; pendampingan individu bermasalah, dalam bidang Psikologi Perkembangan, Pendidikan , dsb. Melainkan sudah merambah pada bidang – bidang yang lebih terspesialisasi, seperti penerapan psikologi dalam bidang kemiliteran, bidang ergonomik, bidang arsitektur, kepolisian, dsb.
Bidang – bidang aplikasi psikologi dalam bidang kepolisian sangat luas. Bidang yang secara kongkrit diperlukan yaitu HRD, didasarkan pada siklus / daur personil : mulai dari perekrutan, pendidikan, penggunaan, pemeliharaan dan pengakhiran. Namun seringkali, peran ini tereduksi menjadi sekedar perekrutan anggota baru, padahal daur lain juga penting diperhatikan. Apalagi dewasa ini, penyimpangan perilaku anggota polisi semakin menigkat. Selain itu dukungan peran psikologi dalam pelaksanaan tugas operasional kepolisian juga sangat penting, seperti pengungkapan kasus criminal yang sulit diungkap dengan teknik investigasi biasa, proses negosiasi dalam kasus penyanderaan, analisa sosial tentang peningkatan kasus kriminal, dsb.
Berbagai peran psikologi polisi tersebut disampaikan oleh Drs. Lavianus Sagala ( Psikolog Biro Psi SDE SDM Mabes Polri ) dan Drs. Drajat Wibawa ( Psikolog Bag. Psikologi Ropers Polda Bali ) dalam Kolokium Fakultas Psikologi UGM pada Senin, 25 April 2005 yang lalu. Kolokium yang mengambil judul “Psikologi Polisi dan Terorisme“ ini membicarakan berbagai hal tentang Psikologi Hukum, Psikologi Polisi dan terorisme.