Mahasiswa Psikologi Juara Lomba Debat Nasional PGSD FIP UPI 2018

Tim debat Fakultas Psikologi mengikuti lomba debat nasional PGSD FIP UPI 2018 yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 29 November – 2 Desember 2018.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan mengembangkan dan menumbuhkan sikap kreatif, sportif dan sebagai sarana aktualisasi potensi mahasiswa. Lomba debat ini mengusung tema “Revitalisasi Pendidikan Dasar dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045”.

Tim UGM yang beranggotakan Haris Hendrik, mahasiswa Fakultas Kehutanan, Rahmayanti dan Nurul Hidayah yang merupakan mahasiswi dari Fakultas Psikologi berhasil menjadi runner-up dalam lomba ini.

Tahap awal penentuan tim yang masuk menjadi finalis adalah dengan seleksi esai. Tim UGM mengirimkan esai dengan judul “Pendidikan Inklusif “Beasiswa 10.000”. Implementasi “Goodness Integrated Collaboration” sebagai Manajemen Strategis “5M Movement” dalam Upaya Mewujudkan Generasi Berkarakter “Memayu Hayuning Bawana” untuk Indonesia Emas 2045. Esai tersebut berhasil mengantarkan tim ke babak selanjutnya.

Dengan lolosnya essai tersebut, tim selanjutnya mengikuti pertandingan pertama memperebutkan victory point agar dapat lolos ke babak semifinal. Permasalahan yang didebatkan pada pertandingan pertama adalah mengenai penerapan pendidikan wajib wirausaha utuk pendidikan atas dan pendidikan menengah guna mencetak pengusaha muda.

Tim berhasil memenangkan pertandingan atas STPN Medan dan lanjut pada babak kedua dengan mosi kebebasan berekspresi di sosial media meningkatkan jiwa kreativitas peserta didik. Tim kembali berhasil memenangkan perdebatan atas UPI dan lanjut pada babak final. Pada babak final, tim bertemu dengan tim Universitas Negeri Jakarta dengan mosi penerapan permenristekdikti No. 55 tahun 2018 tentang pembinaan Pancasila oleh organisai ekstra.

Dalam babak final, tim UGM harus menerima posisi sebagai runner-up dengan skor tipis 19,58 banding 19,05. Selain posisi runner-up, Haris sebagai ketua tim berhasil mendapatkan penghargaan sebagai best speaker dari semua pembicara dalam debat. “Ajang debat mahasiswa seperti ini sangat positif dalam membantu mahasiswa untuk berfikir kritis dan peka terhadap permasalahan sekitar dan juga sebagai sarana menyampaikan pendapat atas analisis permasalahan yang ada”, ungkap Nurul.