Azis Nurwahyudi, Kepala Sub Direktorat Sosial Budaya, menjelaskan bahwa Program BSBI FFL merupakan kerjasama Kemenlu RI dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Selama 7 minggu para peserta akan diberi kesempatan belajar dan tinggal di universitas tersebut. Beasiswa ini akan diakhiri dengan kegiatan Indonesian Channel yang akan diselenggarakan di Solo pada 14 Juli 2012. Mereka akan bergabung dengan peserta program BSBI Reguler yang diikuti 50 orang muda dari 37 negara dan saat ini tengah berlangsung di Bandung, Solo, Surabaya, Denpasar serta Makassar.
Saat tiba di Yogyakarta 24 Mei 2012, para peserta disambut oleh Prof. Dr. Siswanto Masruri, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan koordinator kegiatan, yaitu Dr. Muhammad Wildan dan Dr. Fatimah Husein. Sedangkan Kemenlu RI diwakili oleh F Bernard Loeis dan Tri Wulandari (Ditjen IDP Kemenlu RI). Peserta FFL akan tinggal di Club House UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta selama 45 hari terhitung sejak 24 Mei hingga 8 Juli 2012.
Seperti berita yang ditulis oleh UIN, Dr. Muhammad Wildan menerangkan bahwa program ini sudah didesain untuk memberikan pengalaman kepada peserta baik secara teoretis maupun pengalaman praksis dari realitas kehidupan beragama dan berbudaya di Yogyakarta serta kota-kota sekitarnya. Selain mendapatkan materi melalui diskusi dalam kelas yang dipandu para pakar studi agama dan budaya, peserta FFL juga akan lebih banyak diajak berinteraksi langsung dengan komunitas-komunitas agama dan budaya yang berada di Yogyakarta dan kota-kota sekitarnya seperti Surakarta, Semarang, dan Magelang. Berbagai komunitas seperti pesantren, institusi pendidikan, seminari, monastery, pusat-pusat studi, komunitas penggiat budaya, serta komunitas marginal, sudah bersedia bekerja sama dengan UIN Sunan Kalijaga guna mensukseskan program FFL ini. Selain itu, para peserta juga diajak untuk mengenal Indonesia dengan belajar Bahasa Indonesia dan Pencak Silat.
Dr. Fatimah Husein optimis bahwa setelah mengikuti program ini peserta akan “berubah”, terutama dalam hal persepsi mereka terhadap kehidupan beragama dan berbudaya di Indonesia yang dalam dekade terakhir terlanjur lekat dengan stigma buruk seperti kekerasan dan radikalisme. Dengan pengalaman dan pengetahuan yang didapat dari program ini, diharapkan kelak para peserta akan menjadi pemimpin yang bijak dan dapat memperkenalkan citra keragaman dan kerukunan Indonesia setelah mereka kembali ke negara masing-masing.