Pada 25-27 Agustus 2015, enam belas orang mahasiswa Fakultas Psikologi UGM yang tergabung dalam tim research fellow CICP (Center for Indigenous and Cultural Psychology) beserta seorang dosen, yakni Dr. Bagus Riyono, M.A., mengikuti konferensi tingkat internasional bertajuk Asian Association of Indigenous and Cultural Psychology (AAICP). Tahun ini, AAICP telah menginjak tahun ke-7 dan dilaksanakan di Bale Sawala, Universitas Padjajaran, Jatinangor-Sumedang, Indonesia. Tema-tema yang diusung adalah kreatifitas, kepemimpinan, dan inovasi. Dengan keynote speaker yang kaliber di bidangnya, konferensi ini dihadari ratusan partisipan dari berbagai daerah.
Rangkaian acara pada hari pertama, diawali dengan registrasi peserta dan Scientific Forum atau Pre-Conference yang diisi oleh Prof. Dr. Faturochman, M.A dari Fakultas Psikologi UGM, kemudian dilanjutkan dengan gala dinner dan opening ceremony yang dihadiri Ridwan Kamil, Walikota Bandung. Hari pertama ditutup dengan Plenary 1 yang berakhir pukul 21.00 WIB. Pada hari kedua, acara masih dibuka dengan registrasi ulang dan Plenary 2. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan parallel sessions, yakni rangkaian presentasi oleh partisipan yang dibagi dalam delapan kelas. Setelah diselingi Plenary 3, kegiatan pada hari itu ditutup dengan parallel sessions ke-2. Sama seperti hari sebelumnya, hari ketiga diawali dengan registrasi dan Plenary 4, kemudian dilanjutkan dengan parallel sessions ke-3, Plenary 5, dan closing ceremony.
Seluruh rombongan CICP tersebut mempresentasikan hasil penelitiannya dalam oral presentation. Semua rangkaian acara tersebut berjalan lancar dan sangat berkesan bagi para research fellow CICP yang notabene merupakan pengalaman pertama mereka mengikuti konferensi bertaraf internasional. Hanya saja terjadi beberapa kali perubahan jadwal presentasi dari pihak panitia, sehingga hal tersebut sempat membingungkan partisipan ataupun pendamping dan memperlambat jalannya acara.
Meski masih ada kekurangan, namun bagi Kirana, selaku partisipan dari CICP, mengaku bahwa mengikuti AAICP 7 adalah pengalaman berharga dan menjadi sumber pengetahuan dan inspirasi baginya. “Menurut saya, itu pengalaman berharga, soalnya jarang-jarang kan kita melihat dunia penelitian, melihat metode penelitian yang bermacam-macam. Seru! banyak belajar, banyak ketemu orang juga. Lihat presentasi yang macam-macam jadi mendapat insight dan inspirasi,” tuturnya. [Irmarinda]