Didik Anak Tertib Lalu Lintas, Mahasiswa Psikologi UGM Buat Permainan Komputer

Tingginya angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas di Kota Yogyakarta selama dua tahun terakhir telah mendorong sekelompok mahasiswa UGM untuk merancang permainan komputer tentang tertib lalu lintas. Mereka adalah Ardias Nugraheni, Diany Ufieta Syafitri, Azizah Kartika Nugraheni (mahasiswa Jurusan Psikologi), Firdaus Ismail Sholeh dan Rifauddin Tsalitsy (mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika Fakultas MIPA).  Permainan komputer "Jagoan Lalu Lintas" di bawah bimbingan Sylvi Dewajani, Psi., PhD. ini  didesain sesuai dengan tahap kognisi dan sensitivitas perkembangan moral anak. Diharapkan, permainan ini mampu menjadi media edukasi sekaligus internalisasi nilai tertib lalu lintas pada anak, khususnya pada usia 8-11 tahun. Program permainan yang menekankan konsep belajar menyenangkan (fun learning) ini pertama kali diterapkan di SD Muhammadyah Condong Catur Sleman.

"Game ini membuat saya penasaran untuk terus memainkannya, padahal biasanya saya akan marah jika anak saya bermain game", tutur salah seorang guru peserta seminar setelah melakukan trial Permainan Jagoan Lalu Lintas.

Disampaikan pula oleh Sri Wahyuni, Kepala Unit Dikyasa Satlantas Yogyakarta bahwa adanya permainan ini bisa menjadi cara baru bagi Satlantas untuk mensosialisasikan aturan tertib lalu lintas ke sekolah-sekolah. Begitu pula dengan Sugeng Mulyo Subono selaku Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan TK Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta yang mengatakan bahwa Permainan Jagoan Lalu Lintas ini sangat relevan dengan kurikulum pendidikan karakter di Sekolah Dasar.

Saat ini, kelompok yang tergabung dalam Tim PKM-M ini dalam proses penandatanganan MoU dengan pihak Kasatlantas Polresta Kota Yogyakarta dan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta untuk menindaklanjuti kerjasama penggunaan serta penyebarluasan Program Permainan Jagoan Lalu Lintas sebagai sarana edukasi tertib lalu lintas.

Menjawab tantangan efektivitas Program Permainan Jagoan Lalu Lintas dalam kontribusinya menurunkan tingginya angka kecelakaan dan pelanggaran aturan lalu lintas di Kota Yogyakarta, Azizah Kartika Nugraheni menjawab, "Kalau dilihat dari proses selama pengabdian di SD Muhammadiyah Condong Catur, kami mencatat adanya penambahan pengetahuan mengenai aturan berkendara dan berlalulintas pada anak. Sedangkan kontribusinya untuk menurunkan angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas di Kota Yogyakarta baru bisa kita lihat hasilnya enam atau tujuh tahun dari sekarang, sekitar tahun 2018, di mana saat itu, anak-anak yang menjadi sasaran permainan ini sudah berusia 17 tahun dan legal mengendarai motor."

Permainan Jagoan Lalu Lintas sendiri terdiri dari 4 level dengan muatan edukasi yang bertingkat. Permainan di level 1 memuat pengetahuan perlengkapan berkendara, cara membonceng yang baik, serta pengetahuan standar keselamatan kendaraan bermotor. Di level 2 anak-anak diberikan pengetahuan tentang marka dan lampu lalu lintas serta pengetahuan tentang konsekuensi jika melanggar marka dan lampu lalu lintas. Permainan di level 3 merupakan perluasan dari level 2 ditambah dengan pengetahuan tentang 4 jenis rambu lalu lintas dan penggunaannya serta pengetahuan tentang konsekuensi jika melanggar rambu tersebut. Di level terakhir, anak-anak diberikan studi kasus dari realitas dan dikombinasikan dengan pengetahuan-pengetahuan di level sebelumnya.