Problem Perkembangan Psikososial pada Anak, Remaja, dan Lanjut Usia di Masyarakat Pedesaan

Peneliti: Prof. Dr. Endang Ekowarni

Abstrak
Indonesia seperti negara berkembang lainnya memiliki ciri geografis yang sebagian besar merupakan daerah pedesaan. Secara geo-sosial, kehidupan masyarakat pedesaan sebagai petani dan menjadi penyangga kebutuhan pangan suatu negara. Sejak tahun 1985, FAO mencatat adanya urbanisasi di hampir seluruh negara berkembang karena kehidupan sebagai petani yang kurang memenuhi kebutuhan dan daya tarik perkotaan yang banyak menyediakan lapangan kerja antara lain sebagai buruh, pedagang, dan pekerja di sektor informal.

Salah satu ciri kehidupan masyarakat pedesaan adalah rendahnya tingkat pedidikan dan kurang terpenuhinya fasilitas pendidikan maupun pelayanan kesehatan. Angka putus sekolah di tingkat Sekolah Dasar maupun Sekolah Lanjutan Pertama merupakan indikasi bahwa pemerintah belum mampu menyediakan pola pendidikan yang tidak sekedar memberikan keterampilan dasar membaca, menulis, berhitung, tetapi juga harus menanamkan sikap dan pola berpikir untuk mengembangkan diri membangun kehidupan yang lebih berkualitas.

Perkembangan manusia untuk mencapai tingkat ”optimum aging” berkorelasi dengan kondisi lingkungan yang menunjangnya. Lingkungan pedesaan merupakan tantangan bagi masyarakat yang tumbuh dan berkembang di dalamnya untuk mengoptimalkan aktualisasi dirinya. Paling sedikit terdapat tiga modalitas untuk mencapai aktualisasi diri yaitu: ”being able to be” suatu kesadaran akan kesanggupan diri; ”being allowed to be” yaitu terbukanya peluang untuk aktualisasi diri; “having to be” yaitu kesadaran imperatif untuk mengekspresikan jati diri.

Kata kunci: masyarakat pedesaan, pengembangan diri, aktualisasi potensi