Abstrak
:Setiap budaya memiliki cara tersendiri untuk memandang diri sendiri sesuai konteks budayanya, sehingga setiap orang yang berasal dari budaya yang berbeda akan memiliki konsep diri yang berbeda-beda juga. Secara universal, self dipahami sebagai representasi kognitif dan afektif dari seseorang yang merefleksikan identitas diri atau pengalaman diri. Indentitas diri dalam terminologi Self ini belum ada penelitiannya kecuali Jepang dan India. Indonesia bahkan tidak memiliki study tentang Self yang original dari lokasi studi. Sebagian besar (atau bahkan seluruh studi) memakai teori dari kultur lain. Tujuan jangka panjang studi ini adalah untuk mendapatkan gambaran konsep diri orang Indonesia dengan pendekatan indigenous psikologi. Pada tahapan awal dalam studi ini akan difokuskan pada representasi diri dari hubungan anak dan Ibu pada mahasiswa di Jawa, Madura dan Makasar, yang terbatas pada populasi mahasiswa. Analisis kualitatif dilakukan dengan kategorisasi data kualitatif, open coding, axial coding yang kemudian ditarik dalam konsep awal tentang Self, dari satu pola hubungan anak-ibu. Hasil axial coding menunjukan adanya: (1) pola afek positif terarah pada diri sendiri, (2) pola afek negatif terarah pada diri sendiri, (3) pola afek positif hasil interaksi, (4) pola afek positif dalam subordinasi, (5) pola afek positif sebagai produk interaksi, dan (6) positif moral judgment. Pada penarikan konsep berikutnya menunjukan bahwa representasi afeksi dan kognitif terhadap diri dalam perspektif relasi ibu dan anak menunjuk pada pola: (a) evaluasi pengalaman diri, (b) interaksi dan (c) interaction lead to product. Studi ini masih memerlukan komplemen dari perspektif yang berbeda dalam interaksi sosial individu yang lain untuk dapat menghasilkan konsep Self yang utuh, misalnya dengan ayah, sibling, teman dan lain-lain dalam kultur kolektifnya.
Kata Kunci : Konteks budaya, konsep diri, ibu, anak, self