Mengenal Body Size Misperception Bersama Dr. Ian Stephen

Dunia maya merupakan salah satu tempat favorit bagi sebagian besar masyarakat untuk mengaktualisasikan diri melalui unggahan foto. Biasanya mereka memajang foto-foto yang menampilkan tubuh ideal yang langsing maupun berotot di akun sosial media. Lantas muncul pertanyaan, apakah paparan terus menerus foto-foto tubuh ideal di dunia maya berpengaruh terhadap persepsi seseorang tentang tubuhnya?

Fakultas Psikologi UGM menghadirkan Dr. Ian Stephen, seorang pengajar dan peneliti dari Macquarie University Australia dalam acara Knowledge Sharing Session (13/11) yang bertajuk “Perceptual Mechanisms behind Body Size Misperception. Pada acara yang yang berlangsung di Ruang A-203, Dr. Ian Stephen memaparkan hasil penelitiannya mengenai body size misperception, yaitu kesalahan yang dialami oleh seseorang dalam mempersepsi ukuran tubuhnya. Ia menjelaskan bahwa seseorang yang mengalami body size misperception percaya bahwa tubuhnya lebih kurus daripada ukuran sebenarnya atau lebih gemuk dari ukuran sebenarnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Dr. Ian Stephen diketahui bahwa ketika individu melihat bentuk tubuh orang lain maka dapat mempengaruhi persepsi dirinya terhadap bentuk tubuh ideal. Hal tersebut dikarenakan paparan gambar ukuran tubuh berpengaruh terhadap point of subjective normality (PSN). Individu yang diperlihatkan foto tubuh yang gemuk selama 2 menit mengalami peningkatan PSN, atau dengan kata lain menetapkan standar tubuh ideal yang lebih gemuk, sehingga mempersepsi tubuhnya sebagai lebih kurus. Sebaliknya, jika foto tubuh yang kurus yang diperlihatkan, maka PSN akan menurun, dengan kata lain standar tubuh ideal orang tersebut lebih kurus, sehingga mempersepsi dirinya lebih gemuk. Menurut Dr. Ian Stephen, efek mispersepsi dari paparan 2 menit ini dapat bertahan hingga beberapa menit berikutnya, bahkan mungkin dapat bertahan beberapa hari kemudian meskipun tidak lagi sekuat sebelumnya.

Di penghujung acara, Dr. Ian juga menyampaikan implikasi yang mungkin terjadi dari hasil penelitian tersebut pada pasien yang menderita anorexia nervosa. Salah satu terapi yang dilakukan untuk penanganan anorexia adalah menggunakan terapi kelompok. Namun, jika mendasarkan pada hasil penelitian Dr. Ian Stephen, maka dapat dimungkinkan penangan secara individual. Caranya adalah dengan melihat penderita anorexia lain yang memiliki tubuh sangat kurus sehingga penderita anorexia lainnya akan mempersepsi dirinya lebih gemuk. Meskipun demikian, kemungkinan ini masih merupakan asumsi yang harus diteliti lebih lanjut. (CPMH/Alifah)