ICHTI 2019, Konferensi Internasional dalam Menyikapi Perkembangan Teknologi

Pada tanggal 15-16 Februari 2019, Laboratorium Mind, Brain, Behavior (MBB) bekerjasama dengan Program studi S3 Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menggelar konferensi internasional di Fakultas Psikologi UGM. Konferensi bernama ICHTI (International Conference on Human Technology Interactions) mengusung tema  How The Human-Technology Interactions Shape Modern Life. ICHTI menghadirkan para ahli terkemuka seperti Prof. Elkhonon Goldberg, Ph. D. dari New York University. Prof. Byron Good, Ph. D. dari Harvard University, Prof. Joel Pearson, Ph. D dari New South Wales University, dan Prof. Jeffrey Sachs dari Columbia University. Peserta dalam konferensi ini berasal dari berbagai instansi dan Univesitas. Prof. Dr. Faturochman, M.A sebagai Dekan Fakultas Psikologi UGM beserta Galang Lufityanto, Ph. D selaku Kepala Laboratorium Mind, Brain, Behavior membuka acara dengan memberikan sambutannya. Setelah itu secara resmi acara dibuka dengan penampilan gamelan. Pada hari pertama penyelenggaraan ICHTI, Prof Elkhonon Goldberg, Ph. D dan Prof Joel Pearson, Ph. D menjadi Pembicara pertama di Executive Forum. Keduanya menyampaikan pandangannya mengenai pesatnya teknologi saat ini telah mempengaruhi perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Prof Joel Pearson Ph.D mengatakan bahwa kebanyakan manusia saat ini tidak menyadari mengenai perubahan dunia yang disebabkan teknologi. Pada saat yang bersamaan mereka khawatir dan ketakutan dengan perkembangan tersebut. “Jika teknologi diibaratkan sebuah gelombang di laut yang siap menyapu siapa saja yang ada di hadapannya maka kita selaku manusia di era teknologi ini tidak punya pilihan selain terjun ke dalam gelombang teknologi”, jelas Pearson. Sementara Prof Elkhonon Goldberg , Ph. D melihat perkembangan teknologi dari sisi yang lain. Professor di bidang Neurologi ini menyampaikan bahwa perkembangan teknologi mempengaruhi wilayah-wilayah otak manusia yang teraktifasi. Berdasarkan fakta jika dibandingkan sepuluh tahun terakhir misalnya saja dalam penggunaan cell phone saat ini meningkat tajam yaitu menjadi 67% dari pengguna populasi dunia, sementara untuk penggunaan internet juga menunjukkan hal yang serupa dimana peningkatannya menyentuh angka 49 % pengguna populasi dunia. Selain forum bersama para ahli, ICHTI juga menyelenggarakan sesi oral presentasi dari para peserta untuk dapat mempresentasikan penelitian mereka. Sesi oral presentasi sendiri dibagi menjadi 2 hari dengan jumlah 3 sesi oral. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang disebar di setiap ruangan. Hari kedua penyelenggaraan ICHTI, pada sabtu 16 februari 2019 juga tidak kalah menarik. Prof. Jeffrey Shacs tampil dengan memberikan mini seminar. Special advisor untuk UN ini menjelaskan dengan gamblang mengenai digital revolution: what kind of society will we create. Sebagai seorang ekonom, Jeffrey memberikan sudut pandang dari beragam aspek termasuk dari aspek ekonomi. Beberapa point dalam penyampaiannya adalah mengenai revolusi digital, sustainability development, dan geopolitical convergence. “Teknologi merubah banyak hal (dimensi) dalam setiap kehidupan manusia baik itu politik, ekonomi, budaya, pendidikan dan lainnya “ pungkasnya. Teknologi menggeser semua hal yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. Hal ini yang disebut dengan digitalisasi. Ia menambahkan bahwa digital merupakan tujuan utama dari adanya teknologi. Namun teknologi yang kita lihat saat ini baik dan tidaknya tergantung bagaimana kita yang menggunakannya. Terdapat juga sesi panel oleh Prof Byron Good dan Dr Neila Ramdhani, M.Si., M.Ed. Keduanya mendapat kepercayaan untuk membahas teknologi secara psikologis dan kesehatan mental. Prof Byron good menyoroti dari sisi psikopatologi dan mental health yang juga merupakan hasil penelitiannya di Indonesia yaitu melibatkan wilayah Jogja dan Aceh. Sementara Dr. Neila Ramdhani berbicara penggunaan Virtual Reality dalam mengatasi persoalan klinis dan mental health seperti Phobia dan gangguan kecemasan. Dari pemaparan keduanya ini dapat diambil beberapa point yang relevan dengan masalah-masalah di bidang psikologi seperti sistem mental health di Indonesia, kemudian juga mental health service yang semuanya membutuhkan dukungan dari banyak pihak.